INDIKATOR
PEMBELAJARAN :
3.7.1
Menjelaskan
pengertian lingkungan hidup
3.7.2
Menjelaskan
unsur-unsur lingkungan hidup
3.7.3
Menjelaskan
jenis-jenis lingkungan hidup
3.7.4
Menjelaskan
pengertian aliran energy
3.7.5
Menjelaskan
tahapan aliran energy
3.7.6
Menjelaskan
pengertian rantai makanan
3.7.7
Menjelaskan
tingkatan trofik dalam rantai makanan
3.7.8
Menjelaskan
siklus biogeokimia
3.7.9
Menjelaskan
pengertian kualitas lingkungan
3.7.10
Menjelaskan
jenis-jenis kualitas lingkungan
3.7.11
Menjelaskan
baku mutu lingkungan
3.7.12
Menjelaskan
jenis-jenis pencemaran lingkungan
3.7.13
Menjelaskan
perusakan lingkungan
3.7.14
Menjelaskan
resiko lingkungan
3.7.15
Pengertian
pemanasan global
3.7.16
Menjelaskan
faktor-faktor penyebab pemanasan global
3.7.17
Menjelaskan
dampak pemanasan global
3.7.18
Menjelaskan
upaya mengatasi pemanasan global
3.7.19
Menjelaskan
pengertian pembangunan berkelanjutan
3.7.20
Menjelaskan
ciri-ciri pembangunan berkelanjutan
A. Lingkungan Hidup (Aliran Energi, Rantai Makanan,
Siklus Biogeokimia)
Salah seorang ahli ilmu lingkungan,
yaitu Otto Soemarwoto mengemukakan bahwa dalam bahasa Inggris istilah
lingkungan adalah environment. Selanjutnya dikatakan, lingkungan atau
lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang ada pada setiap makhluk hidup
atau organisme dan berpengaruh pada kehidupannya.
Menurut
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyatakan bahwa lingkungan hidup
merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Jadi,
dapat disimpulkan bahwa lingkungan atau lingkungan hidup adalah segala sesuatu
(benda, keadaan, situasi) yang ada di sekeliling makhluk hidup dan berpengaruh
terhadap kehidupan (sifat, pertumbuhan, persebaran) makhluk hidup yang
bersangkutan. Lingkungan hidup baik faktor biotik maupun abiotik berpengaruh
dan dipengaruhi manusia.
Unsur-unsur
lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
·
Unsur hayati (biotik)
Unsur hayati (biotik),
yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan,
tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh
tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang
dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
·
Unsur sosial budaya
Unsur sosial budaya, yaitu
lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai,
gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan
masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang
diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
·
Unsur fisik (abiotik)
Unsur fisik (abiotik),
yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup,
seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat
besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi.
Jenis-jenis lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu:
·
Lingkungan hidup
alami
Lingkungan hidup alami
merupakan lingkungan bentukan alam yang terdiri atas berbagai sumber alam dan ekosistem
dengan komponen-komponennya, baik fisik, biologis. Lingkungan hidup alami
bersifat dinamis karena memiliki tingkat heterogenitas organisme yang sangat
tinggi.
·
Lingkungan hidup
binaan/buatan
Lingkungan hidup
binaan/buatan mencakup lingkungan buatan manusia yang dibangun dengan bantuan
atau masukan teknologi, baik teknologi sederhana maupun teknologi modern.
Lingkungan hidup binaan/buatan bersifat kurang beraneka ragam karena
keberadaannya selalu diselaraskan dengan kebutuhan manusia.
·
Lingkungan hidup
sosial
Lingkungan hidup sosial
terbentuk karena adanya interaksi sosial dalam masyarakat. Lingkungan hidup
sosial ini dapat membentuk lingkungan hidup binaan tertentu yang bercirikan
perilaku manusia sebagai makhluk sosial. Hubungan antara individu dan
masyarakat sangat erat dan saling mempengaruhi serta saling bergantung.
1.
Aliran energi
Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan
bentuk energi satu ke bentuk
energi yang lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, ke konsumen primer (herbivora), ke konsumen
tingkat tinggi (karnivora), sampai ke
saproba. Aliran energi juga dapat diartikan perpindahan energi dari satu
tingkatan trofik ke tingkatan berikutnya. Pada proses perpindahan selalu terjadi
pengurangan jumlah energi setiap melalui tingkat trofik makan-memakan. Energi dapat
berubah menjadi bentuk lain, seperti energi kimia, energi mekanik, energi
listrik, dan energi panas. Perubahan bentuk energi menjadi
bentuk lain ini dinamakan transformasi.
Tenaga atau energi dibutuhkan oleh seluruh
organisme untuk melakukan suatu usaha atau aktivitas. Sebagai contoh, tumbuhan
membutuhkan energi dari cahaya matahari, hewan dan manusia membutuhkan energi
yang dihasilkan dai proses pengolahan makanan di dalam tubuh.
Energi
yang terdapat di lingkungan sekitarmu memiliki bentuk yang bermacam-macam,
seperti energi cahaya, energi listrik, energi kimia, energi panas, dan
sebagainya. Setiap bentuk energi dapat diubah menjadi bentuk energi lainnya.
para ilmuwan yang mempelajari perubahan energi tersebut menemukan fenomena
bahwa energi tidak dapat diciptakan. Fenomena ini juga berlaku di dalam suatu
ekosistem. Setiap organisme mendapatkan energinya dengan cara mengubah energi
yang berasal dari lingkungannya, seperti tumbuhan yang bergantung pada cahaya
matahari atau hewan dan manusia yang membutuhkan makanan sebagai sumber
energinya.
Aliran energi dalam ekosistem
mengalami tahapan proses sebagai berikut:
a.
Energi
masuk ke dalam ekosistem berupa energi matahari, tetapi tidak semuanya dapat
digunakan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Hanya sekitar setengahnya
dari rata-rata sinar matahari yang sampai pada tumbuhan diabsorpsi oleh
mekanisme fotosintesis, dan juga hanya sebagian kecil, sekitar 1-5 %, yang
diubah menjadi makanan (energi kimia). Sisanya keluar dari sistem berupa panas,
dan energi yang diubah menjadi makanan oleh tumbuhan dipakai lagi untuk proses
respirasi yang juga sebagai keluaran dari sistem.
b.
Energi
yang disimpan berupa materi tumbuhan mungkin dilakukan melalui rantai makanan
dan jaring-jaring makanan melalui herbivora dan detrivora. Seperti telah
diungkapkan sebelumnya, terjadinya kehilangan sejumlah energi diantara
tingkatan trofik, maka aliran energi berkurang atau menurun ke arah tahapan
berikutnya dari rantai makanan. Biasanya herbivora menyimpan sekitar 10 %
energi yang dikandung tumbuhan, demikian pula karnivora menyimpan sekitar 10 %
energi yang dikandung mangsanya.
c.
Apabila
materi tumbuhan tidak dikonsumsi, maka akan disimpan dalam sistem, diteruskan
ke pengurai, atau diekspor dari sistem sebagai materi organik.
d.
Organisme-organisme
pada setiap tingkat konsumen dan juga pada setiap tingkat pengurai memanfaatkan
sebagian energi untuk pernafasannya, sehingga terlepaskan sejumlah panas keluar
dari system.
e.
Dikarenakan
ekosistem adalah suatu sistem terbuka, maka beberapa materi organik mungkin
dikeluarkan menyeberang batas dari sistem. Misalnya akibat pergerakan sejumlah
hewan ke wilayah, ekosistem lain, atau akibat aliran air sejumlah gulma air
keluar dari sistem terbawa arus.
2.
Rantai
Makanan
Interaksi antara organisme dengan
lingkungan dapat terjadi karena adanya aliran energi. Aliran energi adalah
jalur satu arah dari perubahan energi pada suatu ekosistem. Rantai
makanan adalah model sederhana dan hanya menampilkan satu jalur transfer energi
dan materi. Rantai makanan
adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan tertentu.
Proses makan dan dimakan terjadi antara satu kelompok organisme dengan kelompok
organisme lainnya.
Setiap
kelompok organisme yang memiliki sumber makanan tertentu disebut dengan tingkat
trofik. Dalam suatu ekosistem terdapat beberapa macam tingkat trofik seperti
produsen, konsumen dan decomposer.
a.
Produsen
Energi
memasuki suatu ekosistem dimulai dari energi radiasi (cahaya matahari) yang
sebagian diserap oleh tumbuhan, ganggang, dan organisme fotosintetik lainnya.
Energi cahaya matahari kemudian diubah menjadi energi kimia melalui proses
fotosintetik. Energi kimia tersebut disimpan dalam bentuk senyawa organic
seperti molekul glukosa. Molekul glukosa kemudian dipecah dan digunakan sebagai
sumber energi untuk melakukan aktivitas seperti tumbuh dan berkembang,
bernapas, memperbaiki jaringan yang rusak, dan lain sebagainya. Seluruh
organisme berklorofil seperti tumbuhan dan ganggang hijau yang dapat mengolah
makanannya melalui proses fotosintesis disebut organisme autotrof atau dalam
suatu ekosistem disebut dengan produsen.
b.
Konsumen
Organisme
seperti hewan membutuhkan makanan berupa organisme lain (tumbuhan atau hewan
lain) sebagai sumber energinya. Organisme yang tidak dapat mengolah makanannya
disebut organisme heterotrof atau konsumen. Konsumen dalam suatu ekosistem
dapat dikelompokkan menjadi beberapa tingkat. Konsumen tingkat we (konsumen
primer) adalah kelompok organisme yang secara langsung memakan produsen.
Anggota konsumen authority adalah kelompok herbivore atau pemakan
tumbuh-tumbuhan, seperti belalang, kelinci, kambing, dan sebagainya.
Konsumen
tingkat II (konsumen sekunder) adalah kelompok organisme yang memakan konsumen
primer. Konsumen tingkat III (konsumen tersier) adalah kelompok organisme yang
memakan konsumen sekunder. Konsumen sekunder dan tersier beranggotakan kelompok
karnivora atau pemakan daging seperti singa, elang, ular, serigala dan
sebagainya.
Selain
itu, konsumen primer, konsumen sekunder, dan seterusnya juga dapat merupakan
anggota kelompok omnivore, yaitu organisme yang memakan tumbuhan dan hewan
seperti ayam, manusia, dan sebagainya.
c.
Dekomposer atau Detritivora
Beberapa
organisme mendapatkan energinya dengan cara memakan detritus atau materi
organic dari organisme lain. Detritus dapat berupa bangkai, feses, daun busuk,
dan lain sebagainya. Organisme yang memakan detritus disebut dengan
detritivora. Organisme detritivora seperti cacing tanah, kutu kayu, kepiting, dan
siput biasanya banyak terdapat di dalam tanah atau di dasar perairan.
Sisa-sisa
materi organic tidak hanya dihancurkan oleh detritivora. Organisme lain seperti
bakteri dan jamur juga menggunakan sisa materi organic tersebut sebagai sember
energinya. Organisme yang menggunakan sisa-sisa materi organic dan produk terdekomposisi lainnya disebut decomposer atau
saprotrof.
3. Siklus
Biogeokimia
Unsur-unsur seperti karbon, nitrogen,
fosfor, belerang, hidrogen, dan oksigen adalah beberapa di antara unsur yang
penting bagi kehidupan. Unsur-unsur tersebut diperlukan oleh makhluk hidup
dalam jumlah yang banyak, sedangkan unsur yang lain hanya dibutuhkan dalam
jumlah yang sedikit. Meskipun setiap saat unsur-unsur yang ada tersebut
dimanfaatkan oleh organisme, keberadaan unsur-unsur tersebut tetap ada. Hal
tersebut dikarenakan, unsur yang digunakan oleh organisme untuk menyusun
senyawa organik dalam tubuh organisme, ketika organisme-organisme tersebut
mati, unsur-unsur penyusun senyawa organik tadi oleh pengurai akan dikembalikan
ke alam, baik dalam tanah ataupun dikembalikan lagi ke udara. Jadi, dalam
proses tersebut melibatkan makhluk hidup, tanah, dan reaksi-reaksi kimia di
dalamnya. Itulah yang dimaksud sebagai siklus biogeokimia.
Siklus biogeokimia atau siklus
organik anorganik dengan kata lain adalah siklus unsur atau
senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke
komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme,
tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik
sehingga disebut siklus biogeokimia.
Daur
biogeokimia terjadi sejak munculnya makhluk hidup pertama kali di bumi. Daur
biogeokimia mendukung proses berlangsungnya kehidupan. Makhluk hidup dapat
memperoleh zat dari lingkungannya, melakukan pertukaran zat, serta membuang
zat-zat yang tidak berguna ke lingkungannya. Jika daur ini terhenti, proses
kehidupan juga berhenti. Jadi, kelancaran daur biogeokimia penting bagi
kelangsungan hidup makhluk hidup.
Fungsi
daur biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua
unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di Bumi baik komponen
biotik maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat
terjaga. Dengan adanya daur biogeokimia, unsur-unsur kimia yang penting bagi
keberlangsungan hidup makhluk hidup tetap ada di Bumi untuk terus dimanfaatkan
oleh makhluk hidup dalam suatu siklus. Jika daur ini terhenti, maka proses
kehidupan juga berhenti, karena itu kelancaran daur biogeokimia sangat penting
bagi keberlangsungan hidup makhluk hidup di Bumi.
Berikut ini akan dibahas macam-macam
daur biogeokimia yang ada di alam ini, antara lain:
a.
Siklus
air (H2O)
Daur/siklus air atau siklus H2O
adalah sirkulasi yang tidak pernah berhenti dari air di bumi dimana air dapat
berpindah dari darat ke udara kemudian ke darat lagi bahkan tersimpan di bawah
permukaan dalam tiga fasenya yaitu cair (air), padat (es), dan gas (uap air).
Daur hidrologi merupakan salah satu dari daur biogeokimia. Siklus hidrologi
memainkan peran penting dalam cuaca, iklim, dan ilmu meteorologi. Keberadaan
siklus hidrologi sangat significant dalam kehidupan.
Air cair adalah
pembawa yang penting dari nutrisi larut. Karena tanah adalah aliran satu arah
sungai dengan laut, sehingga nutrisi dilarutkan dalam kehilangan air dari tanah
setelah kembalinya sulit. Air menyumbang 97% dari total air bumi, air tawar
hanya 3%, yang ada 3/4 solid state (es). Oleh karena itu, air segar dapat
digunakan pada total volume tanah kurang dari 1% dari tanah. Air tawar danau
kadar air menyumbang 0,3% dari total volume air di Bumi, kelembaban tanah juga
menyumbang 0,3%, sungai account hanya 0,005%, serta sejumlah kecil air terikat
pada kualitas hidup hidup. Air tawar pada distribusi tanah sangat tidak merata,
ada perbedaan regional, ada juga
perbedaan dalam tahun musim.
Meratanya distribusi air bersih, ditambah banyak air dan pencemaran air
industri, dll, yang masalah sumber daya air sehingga segar telah menjadi
semakin menonjol.
Pergerakan vertikal
terutama untuk air tiga jenis situasi: Pertama, efek termal radiasi matahari
dan penguapan permukaan air tanah, Kedua, akar tanaman menyerap jumlah besar
air melalui transpirasi daun, Ketiga, udara dingin, uap air kemudian mengembun
mendarat. Air gas air perputaran cepat, biasanya memegang sedikit air. Gerakan
horisontal air, kinerja air gas di udara dengan pergerakan udara, kinerja tanah
dari tinggi ke rendah aliran cairan. Oleh karena itu, siklus air dan daya
radiasi matahari adalah gravitasi.
Dalam skala global
penguapan permukaan laut dari curah hujan, sebagian air ke daratan, curah hujan
darat lebih besar dari besarnya evaporasi dan transpirasi, kelebihan air
mengalir melalui permukaan laut dan permukaan pulang.
Seluruh proses siklus
air global. Curah hujan paling langsung di permukaan tanah, sebagian kecil dari
intersepsi oleh vegetasi jatuh ke tanah setelah penguapan maupun tidak
langsung. Semua lebih curah hujan mencapai tanah melalui infiltrasi dan mengisi
depresi terbentuk setelah limpasan. Untuk tanah kosong, semakin besar curah
hujan dan limpasan dapat merusak tanah hanyut nutrisi. Tapi ada vegetasi yang
tertutup tanah, sebagian besar curah hujan bisa terjebak, dan kaya humus
kapasitas menahan air tanah besar, sehingga, atau ada limpasan, yang akan
menjadi volume yang jauh lebih kecil dan kecepatan, tanpa menyebabkan erosi
tanah berat.
Secara garis besar proses siklus
hidrologi di alam adalah seperti yang terlihat dalam gambar berikut.
Siklus hidrologi melibatkan pertukaran
energi panas, yang menyebabkan perubahan suhu. Misalnya, dalam proses
penguapan, air mengambil energi dari sekitarnya dan mendinginkan lingkungan.
Sebaliknya, dalam proses kondensasi, air melepaskan energi dengan
lingkungannya, pemanasan lingkungan. Siklus air secara signifikan berperan
dalam pemeliharaan kehidupan dan ekosistem di Bumi. Bahkan saat air dalam
reservoir masing-masing memainkan peran penting, siklus air membawa
signifikansi ditambahkan ke dalam keberadaan air di planet kita. Dengan mentransfer
air dari satu reservoir ke yang lain, siklus air memurnikan air, mengisi ulang
tanah dengan air tawar, dan mengangkut mineral ke berbagai bagian dunia. Hal
ini juga terlibat dalam membentuk kembali fitur geologi bumi, melalui proses
seperti erosi dan sedimentasi. Selain itu, sebagai siklus air juga melibatkan
pertukaran panas, hal itu berpengaruh pada kondisi iklim di bumi.
Pada siklus hidrologi matahari
berperan sangat penting. Matahari merupakan sumber energi yang mendorong siklus
air, memanaskan air dalam samudra dan laut. Akibat pemanasan ini, air menguap
sebagai uap air ke udara. 90 % air yang menguap berasal dari lautan. Es dan
salju juga dapat menyublim dan langsung menjadi uap air. Selain itu semua, juga
terjadi evapotranspirasi air terjadi dari tanaman dan menguap dari tanah yang
menambah jumlah air yang memasuki atmosfer.
Air di atmosfer berada dalam bentuk
uap air. Uap air berasal dari air di daratan dan laut yang menguap karena panas
cahaya matahari. Sebagian besar uap air di atmosfer berasal dari laut karena
laut mencapai tigaperempat luas permukaan bumi. Setelah air tadi menjadi
uap air, Arus udara naik mengambil uap air agar bergerak naik sampai ke
atmosfir. Semakin tinggi suatu tempat, suhu udaranya akan semakin rendah.
Nantinya suhu dingin di atmosfer menyebabkan uap air mengembun menjadi
awan yang turun ke daratan dan laut dalam bentuk hujan. Air hujan di
daratan masuk ke dalam tanah membentuk air permukaan tanah dan air tanah. Untuk
kasus tertentu, uap air berkondensasi di permukaan bumi dan membentuk
kabut.
Arus udara (angin) membawa uap air
bergerak di seluruh dunia. Banyak proses meteorologi terjadi pada bagian ini.
Partikel awan bertabrakan, tumbuh, dan air jatuh dari langit sebagai
presipitasi. Beberapa presipitasi jatuh sebagai salju atau hail, sleet, dan
dapat terakumulasi sebagai es dan gletser, yang dapat menyimpan air beku untuk
ribuan tahun. Snowpack (salju padat) dapat mencair dan meleleh, dan air mencair
mengalir di atas tanah sebagai snowmelt (salju yang mencair). Sebagian besar
air jatuh ke permukaan dan kembali ke laut atau ke tanah sebagai hujan, dimana
air mengalir di atas tanah sebagai limpasan permukaan.
Sebagian dari limpasan masuk sungai,
got, kali, lembah, dan lain-lain. Semua aliran itu bergerak menuju lautan. sebagian
limpasan menjadi air tanah disimpan sebagai air tawar di danau. Tidak semua
limpasan mengalir ke sungai, banyak yang meresap ke dalam tanah sebagai
infiltrasi. Infiltrat air jauh ke dalam tanah dan mengisi ulang akuifer, yang
merupakan toko air tawar untuk jangka waktu yang lama. Sebagian infiltrasi
tetap dekat dengan permukaan tanah dan bisa merembes kembali ke permukaan badan
air (dan laut) sebagai debit air tanah. Beberapa tanah menemukan bukaan di
permukaan tanah dan keluar sebagai mata air air tawar. Seiring waktu, air
kembali ke laut, di mana siklus hidrologi kita mulai
Peran siklus hidrologi dalam siklus
biogeokimia, aliran air di atas dan di bawah bumi adalah komponen kunci dari
perputaran siklus biogeokimia lainnya. Limpasan bertanggung jawab untuk hampir
semua transportasi sedimen terkikis dan fosfor dari darat ke badan air.
Salinitas lautan berasal dari erosi dan transportasi garam terlarut dari tanah.
Eutrofikasi danau terutama disebabkan fosfor, diterapkan lebih untuk bidang
pertanian di pupuk, dan kemudian diangkut sungai darat dan bawah. Limpasan dan
aliran air tanah memainkan peran penting dalam pengangkutan nitrogen dari tanah
ke badan air. Zona mati di outlet Sungai Mississippi merupakan konsekuensi dari
nitrat dari pupuk terbawa bidang pertanian dan disalurkan ke sistem sungai ke
Teluk Meksiko. Limpasan juga memainkan peran dalam siklus karbon, sekali lagi
melalui pengangkutan batu terkikis dan tanah.
Air merupakan kebutuhan manusia
yang sangat penting, karena berdasarkan fungsinya air dapat digunakan
sebagai pelarut kation dan anion, pengatur suhu tubuh, pengatur tekanan
osmotik sel, dan bahan baku fotosintesis. Siklus
air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan
kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Tumbuhan
darat menyerap air yang ada di dalam tanah. Dalam tubuh tumbuhan air mengalir
melalui suatu pembuluh. Kemudian melalui tranpirasi uap air dilepaskan oleh
tumbuhan ke atmosfer. Transpirasi oleh tumbuhan mencakup 90% penguapan pada
ekosistem darat. Hewan memperoleh air langsung dari air permukaan serta dari
tumbuhan dan hewan yang dimakan, sedangkan manusia menggunakan sekitar
seperempat air tanah. Sebagian air keluar dari tubuh hewan dan manusia sebagai
urin dan keringat.
Beberapa contoh kegiatan manusia
dapat berpengaruh buruk terhadap siklus air antara lain:
·
Penebangan hutan secara berlebihan
yang mengakibatkan pengaruh terhadap jumlah resapan air kedalam tanah. hutan
yang gundul tidak akan dapat menyerap air sehingga ketika hujan turun air akan
mengalir langsung kelaut. karena tidak ada resapan yang terjadi karena hutan
gundul, akibatnya laposan atas tanah dan humus terkikis oleh air yang mengalir,
akibat lainnya terjadi banjir dan longsor.
·
Pembagunan pemukiman yang tidak
memperhatikan aspek lahan serapan air, akibatnya lahan yang seharusnya menjadi
tempat serapan air menjadi tertutupi pemukiman, dimana dipastikan sebagian
besar halaman pemukiman di tutup oleh jalanan, semen/beton, akibat penutupan
lahan serapan tersebut terjadi lah banjir. Sementara siklus air yang tidak
pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan sebaliknya tidak lagi berjalan
seimbang karena proses resapan yang tidak maksimal. Air bersih yang turun ke bumi
dalam bentuk hujan, tidak lagi meresap maksimal ke dalam tanah, tapi mengalir
menjadi banjir.
b.
Siklus
nitrogen (N2)
Nitrogen yang diikat biasanya dalam
bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh
bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh
akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi
amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara.
Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
Meskipun
suasana kaya akan nitrogen (79%), tetapi tidak dapat langsung menggunakan
tanaman hanya melalui fiksasi nitrogen biologis (terutama bakteri pengikat
nitrogen dan kelas cyanobacteria) akan dikonversi menjadi amonia (NH3)
agar dapat diserap oleh tanaman dan digunakan dalam sintesis protein dan amonia
organik lainnya. In vivo, hadir dalam nitrogen amino, adalah harga -3. Lapisan
yang kaya oksigen dalam tanah, nitrogen terutama sebagai nitrat (valensi), atau
nitrit ( 3) form. Ada dua jenis bakteri tanah nitrifikasi, kelas mengoksidasi
amonia menjadi nitrit, sebuah oksidasi nitrit menjadi nitrat kelas, bergantung
pada dua jenis energi yang dilepaskan oleh oksidasi bertahan hidup. Selain
nitrogen tanaman simbiosis (terutama Leguminosae) dapat langsung menggunakan
nitrogen dari udara menjadi amonia, tanaman umumnya diserap dalam nitrat tanah.
Tanaman menyerap nitrat cepat, daun dan akar nitrat reduktase terkait dapat
mengembalikan NH3 retrograde, tetapi membutuhkan energi. Ada juga
kelas bakteri tanah bakteri denitrifikasi, ketika tanah memiliki oksigen yang
cukup sedangkan karbohidrat, mereka dapat mengurangi nitrat menjadi gas
nitrogen (N2) atau nitrous oksida (N2O). Perspektif
evolusioner, langkah ini sangat penting. Jika tidak, sejumlah besar nitrogen
akan disimpan di laut atau sedimen.
Dalam atmosfer bumi primitif mungkin
mengandung amonia, tapi banyak biosintesis tersebut habis amonia, fiksasi
nitrogen telah menjadi perlu. Fiksasi nitrogen telah ditemukan memiliki
beberapa mikroorganisme yang hidup bebas maupun bakteri komensal, dan beberapa
cyanobacteria. Metode mereka nutrisi heterotrofik, tetapi juga sintesis energi
dan kimia dapat disintesis. Singkatnya, fiksasi energi yang dibutuhkan harus
disediakan dari luar. Selain hayati di luar udara, petir dan sejumlah kecil
radiasi berenergi tinggi juga dapat memperbaiki nitrogen. Dikembangkan di abad
ke-20, industri pupuk, dengan skala yang semakin besar akan memperbaiki
nitrogen dari udara menjadi amonia dan nitrat. Sekarang kecepatan nitrogenase
di seluruh dunia mungkin telah melampaui denitrifikasi nitrogen laju pelepasan.
Selain itu, konsumsi energi adalah karena industri fiksasi nitrogen untuk
harganya, jadi Anda harus menghargai ini bagian dari fiksasi nitrogen biologis,
dan beberapa tindakan agroforestri atau pencemaran lingkungan dapat mengganggu
mikroba yang normal sub-sistem.
c.
Siklus
fosfor
Fosfat organik dari hewan dan
tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat
anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan
terkikis dan mengendap di sedimen laut. Fosfor dari batu dan fosil terkikis dan
membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini
kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang
terus-menerus.
Terutama
dalam bentuk fosfor-fosfat yang tersimpan dalam sedimen dalam bentuk larutan
fosfat diserap oleh tanaman. Tapi tanah bahwa fosfat dalam lingkungan alkalin
mudah dikombinasikan dengan kalsium, mudah dengan lingkungan asam besi,
kombinasi aluminium, membentuk sulit larut fosfat, tanaman tak bisa digunakan.
Dan limpasan fosfat membawa dengan mudah disimpan di dasar laut. Fosfor
meninggalkan biosfer yang tidak mudah untuk kembali, kecuali ada perubahan
dalam penanganan geologi atau biologis. Oleh karena itu, siklus fosfor global
yang tidak lengkap. Fosfor dan nitrogen, sulfur yang berbeda in vivo dan in
lingkungan adalah dalam bentuk fosfat, sehingga konversi valensi yang berbeda
ada mikroorganisme yang terlibat adalah siklus biogeokimia relatif sederhana.
Fosfor merupakan elemen penting dari
kehidupan, dan mudah untuk menguras, dan kesulitan untuk kembali ke elemen,
sangat dihargai. Teramati bahwa beberapa fosfor yang mengandung limbah dibuang
ke badan air setelah ia telah menyebabkan wabah pertumbuhan alga, yang
menunjukkan bahwa alam tersedia fosfor telah cukup langka. Batu pelapukan
secara bertahap melepaskan fosfor cukup jauh kebutuhan manusia, dan fosfor
dalam distribusi permukaan sangat tidak merata. Saat ini sedang ditambang pupuk
fosfat terutama dari sedimen permukaan karenanya harus eksploitasi rasional dan
ekonomis. Vegetasi harus dilindungi sekaligus, transformasi metode agroforestry
operasi, untuk menghindari hilangnya fosfor.
d.
Siklus
karbon
Karbon merupakan elemen penting
yang merupakan dari semua organisme. Tanaman hijau menyerap energi matahari
melalui fotosintesis tetap pada karbohidrat, senyawa ini lebih lanjut sepanjang
rantai makanan dan tingkat oksidasi vivo menempatkan energi, sehingga
meningkatkan aktivitas kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Jadi
Karbohidrat adalah sumber energi utama dalam biosfer. Proses aliran energi
ekosistem yang dimanifestasikan sebagai sintesis karbohidrat, transfer, dan
dekomposisi.
Ada sejumlah besar sedimen
karbonat di alam, tetapi sulit untuk memasuki siklus karbon biologis. Tanaman
menyerap karbon seluruhnya dari CO2 gas. Respirasi organisme melalui
tubuh sebagai limbah CO2 ke udara. Mengolah tanah juga merupakan
bagian dari tanah untuk mengakomodasi CO2 dilepaskan dari CO2
yang dihasilkan oleh oksidasi humus lagi. Bahan bakar seperti batu bara dan
pembakaran minyak juga dapat menghasilkan CO2, terutama setelah
industrialisasi, dengan cara ini meningkatkan jumlah CO2 yang
dihasilkan, bahkan lebih dari jumlah CO2 dari sumber lain. CO2
di atmosfer di satu sisi karena pabrik dan mengurangi konsumsi mengurangi, di
sisi lain karena meningkatnya penggunaan bahan bakar, dan meningkatkan
suplemen, peningkatan konsentrasi. Tapi banyak dapat dilarutkan dalam air laut
karbonat dalam bentuk CO2 dan menyimpannya, dapat membantu mengatur
konsentrasi CO2 di atmosfer.
Siklus
karbon adalah siklus biogeokimia dimana
karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer,
dan atmosfer Bumi (objek astronomis
lainnya bisa jadi memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini
belum diketahui). Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama
yang dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah
atmosfer, biosfer teresterial (biasanya termasuk pula freshwater system dan
material non-hayati organik seperti karbon tanah (soil carbon)), lautan
(termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati dan non-hayati), dan
sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pertukaran karbon antar reservoir,
terjadi karena proses-proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang
bermacam-macam. Lautan mengadung kolam aktif karbon terbesar dekat permukaan
Bumi, namun demikian laut dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang
lambat dengan atmosfer.
Bagian
terbesar dari karbon yang berada di atmosfer Bumi adalah gas karbon dioksida
(CO2). Gas-gas lain yang mengandung karbon di atmosfer adalah metan
dan kloroflorokarbon atau CFC (CFC ini merupakan gas artifisial atau buatan).
Gas-gas tersebut adalah gas rumah kaca yang konsentrasinya di atmosfer telah
bertambah dalam dekade terakhir ini, dan berperan dalam pemanasan global.
Karbon
mengalir antara masing-masing penampungan (reservoir) dalam pertukaran yang
disebut siklus karbon, yang memiliki komponen lambat dan cepat. Setiap
perubahan dalam siklus karbon yang bergeser dari satu reservoir menempatkan
lebih banyak karbon di penampungan lain. Perubahan yang menempatkan gas karbon
ke atmosfer hasil dalam suhu lebih hangat di Bumi.
Selama
jangka panjang, siklus karbon tampaknya mempertahankan keseimbangan yang
mencegah semua karbon Bumi dari memasuki atmosfer (seperti halnya di Venus)
atau agar tidak disimpan seluruhnya dalam batuan. Keseimbangan ini membantu
menjaga suhu bumi relatif stabil, seperti termostat.
Siklus karbon merupakan
siklus biogeokimia terbesar. Ada 3 hal yang terjadi pada karbon, antara
lain:
·
Tinggal dalam tubuh
·
Respirasi oleh hewan
·
Sampah/sisa dan karbon itu masuk ke
dalam perairan melalui proses difusi
Secara
umum, karbon akan diambil dari udara
oleh organisme fotoautotrof (tumbuhan, ganggang, dll yang
mampu melaksanakan fotosintesis). organisme tersebut, sebut saja tumbuhan,
akan memproses karbon menjadi bahan makanan yang disebutkarbohidrat,
dengan proses kimia sebagai berikut :
6
CO2 + 6 H2O (+Sinar Matahari yg diserap Klorofil) ↔
C6H12O6 + 6 O2
Karbondioksida
+ Air (+Sinar Matahari yg diserap Klorofil)↔ Glukosa + Oksigen
Hasil sintesa karbohidrat itu
dimakan para makhluk hidup heterotrof sebagai makanan
plus oksigen untuk bernafas. Tidak peduli makhluk herbivora,
carnivora, atau omnivora, sumber pertama energi yang tersimpan
dalam karbohidrat adalah tumbuhan.Karbon di dalam sistem
respirasi akan dilepas kembali dalam bentuk CO2 yang nantinya
dilepaskan saat pernafasan. Selain pelepasan CO2 ke udara saat
pernafasan, para detrivor (pembusuk) juga melepaskan CO2 ke
udara dalam proses pembusukan. Manusia juga tidak kalah peran dalam proses ini.
Hasil segala pembakaran, mulai dari pembakaran sampah, pembakaran bahan bakar
minyak di dalam kendaraan bermotor, asap pabrik, dan lain-lain juga
melepaskan CO2 ke udara.
e.
Siklus sulfur
Belerang atau sulfur adalah unsur
kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor
atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa dan tak berbau. Belerang,
dalambentuk aslinya, adalah sebuah
zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat
ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral-mineral sulfide dan sulfate.
Belerang (sulfur)
merupakan unsur penyusun protein. Tumbuhan mendapatkan belerang dari dalam
tanah dalam bentuk sulfat. Di dalam tubuh tumbuhan belerang dari dalam tanah
digunakan sebagai penyusun protein. Hewan dan manusia mendapatkan belerang
dengan jalan memakan tumbuhan. Jika tumbuhan dan hewan mati, jasad renik akan
menguraikannya lagi menjadi gas.
Secara alami, belerang
terkandung di dalam tanah dalam bentuk mineral tanah. Beberapa gunung berapi,
misalnya Gunung Arjuno di Jawa Timur, mengeluarkan belerang yang kemudian
ditambang menjadi batangan belerang. Selain itu, belerang di udara juga berasal
dari sisa pembakaran minyak bumi dan batu bara, dalam bentuk . Gas banyak
dihasilkan oleh asap kendaraan dan pabrik. Jika bereaksi dengan uap air hujan,
gas tersebut berubah menjadi sulfat, yang jatuh di tanah, sungai, atau lautan.
Selanjutnya, sulfat tersebut dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan atau alga air.
Ketika gas sulfur
dioksida yang berada di udara bersenyawa dengan oksigen dan air, akan membentuk
asam sulfat yang ketika jatuh ke tanah akan menjadi bentuk ion-ion sulfat.
Kemudian ion-ion sulfat tadi akan diserap oleh tumbuhan untuk menyusun protein
dalam tubuhnya. Ketika manusia atau hewan memakan tumbuhan, maka akan terjadi
perpindahan unsur belerang dari tumbuhan ke tubuh hewan atau manusia. Ketika
hewan atau tumbuhan mati, jasadnya akan diuraikan oleh bakteri dan jamur
pengurai dan menghasilkan bau busuk, yaitu gas hidrogen sulfida yang akan
dilepas ke udara dan sebagian tetap ada di dalam tanah. Gas hidrogen sulfida
yang ada di udara akan bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur dioksida, dan
yang di tanah oleh bakteri tanah akan diubah menjadi ion sulfat dan senyawa
sulfur dioksida yang nanti akan diserap kembali oleh tumbuhan.
Perpindahan sulfat
terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan
diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat
dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan
mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S).
Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti
Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur dioksidasi menjadi sulfat
oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.
Terutama dalam
bentuk sulfur sulfat disimpan dalam sedimen untuk membentuk solusi sulfat
diserap oleh tanaman. Namun, deposisi sulfur dalam mikroba tanah membantu
tetapi dapat dikonversi ke gas hidrogen sulfida (H2S), kemudian oleh oksidasi
atmosfer asam sulfat (H2SO4) yang kompleks di atas tanah atau laut. Serupa
dengan Nitrogen, belerang, -2, in vivo dalam bentuk, dan dalam atmosfer, tapi
terutama sulfat ( 6) bentuk. Oleh karena itu, ada sistem reduktase tanaman yang
sesuai. Oksigen di lapisan tanah dan mengurangi oksigen layer, ada dua jenis oksidasi
dan reduksi, Departemen Mikrobiologi, air sulfat dan dapat mempromosikan
transformasi antara.
Secara ringkas, fungsi belerang pada tanaman adalah sebagai berikut :
·
Bahan makanan utama untuk memproduksi protein
·
Membentuk dan mengaktifkan enzim proteolytic danvitamin
·
Membantu pembentukan klorofil
·
Memperbaiki pertumbuhan akar dan produksi bibit
·
Mempercepat perkembangan akar
·
Membantu pertumbuhan cepat tanaman dan tahan
terhadap dingin
·
Sintesis asam amino: Cystine, Cysteine, Methionine
·
Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap
temperaturrendah (dingin)
Dalam daur belerang
mikroorganisme yang bertanggung jawab transformasi adalah sebagai berikut:
·
H2S
S SO4 ; bakteri sulfur tak
berwarna, hijau dan ungu
·
SO4
→ H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio.
·
H2S
→ SO4 (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli
·
S
organik → SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme
heterotrofik aerobik dan aerobik.
Selain proses tadi,
manusia juga berperan dalam siklus sulfur. Hasil pembakaran pabrik membawa
sulfur ke atmosfir. Ketika hujan terjadi, turunlah hujan asam yang membawa H2SO4
kembali ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan perusakan batuan juga
tanaman.
Hujanasamdiartikansebagaisegalamacamhujandengan
pH di bawah 5,6.Hujan
asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan
bakar fosil sertanitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk
sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan
bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yangmudah larut
sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan
meningkatkan kadarkeasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi
kehidupan ikan dan tanaman(wikipedia.org/wiki/Hujan_asam)
Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air
permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Secara alami
hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari proses
biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam disebabkan
oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan
bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas-gas yang
dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan kilometer di
atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
Hujan asam dapat terbentuk dari proses reaksi gas yang mengandung sulfat.
Sulfat dioksida (SO2) yang bereaksi dengan Oksigen (O2)
dengan bantuan dari sinar ultraviolet yang berasal dari sinar matahari.
B.
Kualitas dan Baku Mutu
Lingkungan
1.
Kualitas
lingkungan
Secara
sederhana kualitas lingkungan hidup diartikan sebagai keadaan lingkungan yang
dapat memberikan daya dukung yang optimal bagi kelangsungan hidup manusia di
suatu wilayah. Kualitas lingkungan itu dicirikan antara lain dari suasana yang
membuat orang betah/kerasan tinggal ditempatnya sendiri. Berbagai keperluan
hidup terpenuhi dari kebutuhan dasar/fisik seperti makan minum, perumahan
sampai kebutuhan rohani/spiritual seperti pendidikan, rasa aman, ibadah dan
sebagainya.
Kualitas
lingkungan hidup dibedakan berdasarkan biofisik, sosial ekonomi, dan budaya
yaitu :
a. Lingkungan biofisik
adalah lingkungan yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang
berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Komponen biotik merupakan
makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia, sedangkan komponen abiotik
terdiri dari benda-benda mati seperti tanah, air, udara, cahaya matahari.
Kualitas lingkungan biofisik dikatakan baik jika interaksi antar komponen
berlangsung seimbang.
b. Lingkungan sosial
ekonomi, adalah lingkungan manusia dalam hubungan dengan sesamanya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Standar kualitas lingkungan sosial ekonomi
dikatakan baik jika kehidupan manusia cukup sandang, pangan, papan, pendidikan
dan kebutuhan lainnya.
c. Lingkungan budaya
adalah segala kondisi, baik berupa materi (benda) maupun nonmateri yang
dihasilkan oleh manusia melalui aktifitas dan kreatifitasnya. Lingkungan budaya
dapat berupa bangunan, peralatan, pakaian, senjata. Dan juga termasuk non
materi seperti tata nilai, norma, adat istiadat, kesenian, sistem politik dan
sebagainya. Standar kualitas lingkungan diartikan baik jika di lingkungan
tersebut dapat memberikan rasa aman, sejahtera bagi semua anggota masyarakatnya
dalam menjalankan dan mengembangkan sistem budayanya.
2.
Baku
mutu lingkungan
Baku
Mutu Lingkungan adalah ukuran batas bahan, zat atau energy yang berada pada
tempat dan kondisi tertentu. Dengan kata lain, Baku Mutu Lingkungan adalah
ambang batas kadar maksimum suatu zat atau bahan yang diperbolehkan berada di
lingkungan agar tidak menimbulkan dampak negative.
a. Baku mutu air
Baku mutu air adalah ambang batas kadar
bahan atau zat yang diperbolehkan terdapat dalam sumber air, yang masih dapat
digunakan. Misalnya air untuk air minum, untuk mandi, untuk perikanan, untuk
industry, dan lain-lain.
b. Baku mutu limbah cair
Baku mutu limbah cair adalah ambang batas
kadar yang diperbolehkan dikeluarkan dari suatu produksi atau kegiatan di badan
air (sungai, danau, kolam).
c. Baku mutu emisi
Baku mutu emisi adalah ambang batas kadar
yang diperbolehkan pada sumber pencemar ke udara.
d. Baku mutu udara
Baku mutu udara adalah ambang batas kadar
zat yang diperbolehkan ada di dalam udara.
e. Baku mutu air laut
Baku mutu air laut adalah ambang batas
kadar bahan/zat yang diperbolehkan berada di perairan laut, pelabuhan, pantai,
dan laut perikanan.
C. Pencemaran, Perusakan, dan Resiko Lingkungan
1.
Pencemaran lingkungan
Pencemaran, menurut SK Menteri Kependudukan Lingkungan
Hidup No 02/MENKLH/1988, adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat,
energi, dan/atau komponen lain ke dalam air/udara, dan/atau berubahnya tatanan
(komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas
air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya.
Untuk
mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas
industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap
pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Baku mutu
lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar
terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk
hidup, tumbuhan atau benda lainnya.
Pada
saat ini, pencemaran terhadap lingkungan berlangsung di mana-mana dengan laju
yang sangat cepat. Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan sudah semakin
berat dengan masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam
berat.
Pencemaran
lingkungan dapat dikategorikan menjadi:
·
Pencemaran
air
·
Pencemaran
udara
·
Pencemaran
tanah
2.
Perusakan lingkungan
Berdasarkan faktor
penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu:
a.
Bentuk kerusakan lingkungan hidup akibat peristiwa alam
Berbagai bentuk bencana
alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan dampak
rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang
memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher
yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang
dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.
Peristiwa alam lainnya yang
berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
1)
Letusan gunung berapi
Letusan
gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan
tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.
Bahaya
yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara lain berupa:
·
Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan
·
Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui
·
Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui
·
Gas yang mengandung racun
·
Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa
perumahan
2) Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi
yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di antaranya kegiatan magma
(aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun karena gerakan
lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas gempa, namun
manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan terjadinya gempa. Oleh
karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan
dengan letusan gunung berapi.
Pada saat gempa berlangsung terjadi
beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya
:
·
Berbagai bangunan roboh
·
Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus
·
Tanah longsor akibat guncangan
·
Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul
·
Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami
(gelombang pasang)
3) Angin topan
Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang
bertekanan tinggi menuju ke kawasan bertekanan rendah. Perbedaan tekanan udara
ini terjadi karena perbedaan suhu udara yang mencolok. Serangan angin topan
bagi negara-negara di kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang
biasa terjadi. Bagi wilayah-wilayah di kawasan California, Texas, sampai di
kawasan Asia seperti Korea dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan bencana
musiman. Tetapi bagi Indonesia baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal
ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan iklim di Indonesia yang tak lain
disebabkan oleh adanya gejala pemanasan global. Bahaya angin topan bisa
diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi,
termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya.
Serangan angin topan
(puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk:
·
Merobohkan bangunan
·
Rusaknya areal pertanian dan perkebunan
·
Membahayakan penerbangan
·
Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal
b.
Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia
Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan
besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan
sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang,
seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan
masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh
manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor
manusia, antara lain:
1) Terjadinya pencemaran
(pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan
industri.
2) Terjadinya banjir, sebagai
dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga
daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
3) Terjadinya tanah longsor,
sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak
langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
·
Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan)
·
Perburuan liar
·
Merusak hutan bakau
·
Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman
·
Pembuangan sampah di sembarang tempat
·
Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS)
·
Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas
3.
Resiko lingkungan
Risiko secara harafiah
dapat diartikan sebagai dampak buruk atau negatif dari suatu tindakan manusia
ataupun alam. Pemahaman tentang adanya risiko ini dapat membuat seseorang
melakukan pertimbangan yang lebih hati-hati dalam bertindak atau berbuat,
dengan demikian orang tersebut akan memiliki kemungkinan tingkat selamat yang
lebih tinggi dari pada orang yang tidak memikirkan tentang risiko sebelum dia
bertindak. Berbagai bentuk risiko dapat saja terjadi seperti risiko politik
atau risiko legal, risiko teknologi, risiko lingkungan, risiko finansial dan
lain-lain sebagainya.
Lingkungan merupakan subjek yang
paling banyak mengalami risiko baik oleh akibat kondisi alam maupun oleh
tindakan manusia seperti adanya pelepasan zat berbahaya ke lingkungan,
penebangan hutan dan lain-lain. Sesuai dengan defenisinya maka risiko
lingkungan merupakan perkalian frekuensi kejadian kecelakaan dengan dampak
lingkungannya. Artinya besaran risiko lingkungan menunjukkan tingkat dampak
dari sesuatu tindakan manusia atau alam terhadap lingkungan, baik terhadap
manusia itu sendiri maupun terhadap ekologi.
Berbagai perbuatan manusia yang
mungkin menimbulkan risiko atau kerugian terhadap manusia dan lingkungan antara
lain, pembangunan suatu pabrik, pengoperasian pabrik yang mengeluarkan bahan
pencemar, penebangan hutan, kebakaran hutan, dan lain-lain. Untuk melindungi
masyarakat dari risiko suatu pendirian instalasi pabrik atau pembangunan
infrastruktur maka kepada pemilik instalasi sebelum diberikan ijin pembangunan
terlebih dahulu harus dapat membuktikan bahwa pembangunan tersebut tidak
memberi dampak lingkungan terhadap masyarakat sekitar dan dalam kondisi yang
tidak dapat dihindari, yaitu bila terjadi kecelakaan, maka langkah-langkah
penanggulangan risiko harus sudah dipersiapkan. Usaha pembuktian ini secara
formal dilakukan dengan membuat Analisis Menggenai Dampak Lingkungan.
Usaha untuk menganalisis berapa
besar kemungkinan risiko yang akan terjadi pada suatu kegiatan manusia disebut
sebagai Analisis Risiko, sedangkan usaha yang dilakukan untuk mengurangi risiko
sering disebut sebagai Manajemen Risiko. Analisis risiko dapat dilakukan secara
kualitatif maupun kuantitatif. Langkah kualitatif ditandai dengan analisis
tentang penyebab kejadian dari awal hingga terjadinya suatu kecelakaan,
sedangan langkah kuantitatif dilakukan dengan menghitung kemungkinan terjadinya
suatu risiko. Pembahasan dalam tulisan ini dikhususkan untuk analisis risiko
secara kuantitatif.
Langkah-langkah yang lazim dilakukan
dalam analisis risiko lingkungan yaitu
·
Perumusan masalah
·
Penilaian dampak
·
Penilaian eksposure
·
Karakteristik risiko
·
Analisis ketidak pastian
B. PEMANASAN GLOBAL
1. Pengertian
pemanasan global
Global
warming atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan nama pemanasan global
merupakan proses naiknya suhu rata-rata atmosfer, laut serta daratan bumi.
Meningkatnya suhu tersebut menyebabkan bumi yang kita diami ini terasa lebih
panas dan saat siang hari kita merasakan pana yang berlebihan.
Dalam sinar matahari tersimpan
energi. Pada waktu sinar matahari mengenai permukaan tanah, permukaan tanah itu
menjadi panas. Panas itu direncanakan kembali ke atmosfer sebagai gelombang
panas, yaitu sinar infra-merah. Di dalam atmosfer terdapat jenis molekul gas
yang dapat menyerap gelombang infra-merah. Karena penyarapan gelombang panas
itu suhu atmosfer naik. Kenaikan suhu itu di sebut efek rumah kaca (ERK).
Gas-gas dalam atmosfer yang menyerap gelombang panas disebut gas rumah kaca
(GRK).
Jadi ERK tidak disebabkan oleh
adanya gedung-gedung tinggi yang didingnya terdidiri dari jendela-jendela kaca,
melaikan oleh GRK dalam atmosfer yang menyerap gelombang panas. Istilah ini
memang berasal dari pengalaman para petani didaerah iklim sedang yang menanan
sayuran di dalam rumah kaca untuk melindungi sayuran itu dari suhu dingin. Pada
waktu siang hari dan cuaca cerah, suhu di dalam rumah kaca itu lebih zat
sintetiktinggi daripada di luar rumah kaca, walaupun alat pemanas di dalam
rumah kaca dimatikan. Kenaikan suhu itu disebabkan oleh tertahannya gelombang
panas oleh kaca rumah kaca sehingga tidak dapat lepas ke udara.
Bahaya terjadinya pemanasan global
di perbesar dengan naiknya gas rumah kaca yang lain, terutama klorofluokarbon
(KFK). KFK merupakan zat sintetik yang di buat oleh manusia untuk keperluan
industri.
Gambaran bumi yang mengalami kepanasan… J
“Ibarat es krim yang meleleh….”
|
2.
Faktor-faktor penyebab
pemanasan global
Kebiasaan Yang Mengakibatkan Dampak Pemanasan Global
1. Membakar kayu dan menebang pohon
Pohon adalah komposisi alam yang akan menjaga
keseimbangannya. Saat pohon banyak ditebang, dimanfaatkan kayunya baik dengan
dibakar atau digunakan untuk kepentingan produksi tanpa mengimbanginya dengan
menanam benih baru, maka kuantitas pohon kayu akan semakin berkurang dan
menipis sehingga menyebabkan ketidakseimbangan alam seperti pemanasan global.
Beberapa jenis pemanfaatan kayu yang sering digunakan adalah
industri perumahan. Agar tidak ikut serta memberikan dampak pemanasan global,
maka penggunaan material bangunan selain kayu bisa dijadikan pilihan, contohnya
aluminium, baja ringan, dan lain sebagainya.
2. Penggunaan CFC yang terlalu banyak
Cloro Flour Carbon atau yang biasa disingkat CFC merupakan
bahan kimia yang digabungkan menjadi sebuah bahan untuk memproduksi peralatan,
khususnya untuk kepentingan rumah tangga. Menggunakan alat yang mengandung CFC
yang terlalu banyak akan memberikan efek terhadap pemanasan global.
Beberapa jenis alat CFC yang sebaiknya dikurangi adalah
kaleng, nampan dan kulkas.
3. Polusi kendaraan bermotor
Mobil, motor, dan atau kendaraan bermotor lainnya adalah
benda yang memberikan efek cukup besar dalam pemanasan global, yaitu dengan
produk CO2 yang dihasilkan dari pembuangan sisa pembakaran bahan bakar. Saat
ini, penggunaan kendaraan bermotor sudah menjadi hal yang umum dimana mana,
bahkan dalam 1 rumah dengan 5 anggota keluarga, ada yang masing masing memiliki
1 kendaraan bermotor.
Hal tersebut tentu saja menyumbangkan produksi CO2 yang
sangat banyak. Agar bisa mengantisipasi pemanasan global maka kita bisa memulai
dari diri sendiri untuk tidak terlalu sering menggunakan kendaraan bermotor
untuk kepentingan yang bisa diselesaikan dengan berjalan kaki atau mengendarai
sepeda.
4. Pabrik
Operasional pabrik yang menggunakan bahan bakar fossil
seperti minyak bumi dan batubara memberikan konstribusi yang sangat besar dalam
menyebabkan pemanasan global. Alasan menggunakan bahan bakar tersebut tentu
saja untuk menghemat pengeluaran dan memanfaatkan sumber daya yang ada. Namun,
saat menggunakannya sebaiknya kita lebih bijak dan sadar, bahwa penggunaan
tersebut memberikan sumbangan yang besar terhadap pemanasan global.
3. Dampak
pemanasan global
a.
Menaiknya
suhu secara global (global warming) juga diperkirakan akan menimbulkan
perubahan yang lain seperti halnya menyebabkan cuaca yang ekstrem dan menaikkan
tinggi permukaan air laut.
b.
Selain
itu perngaruh yang lain juga bisa di lihat dengan punahnya berbagai macam
hewan, berpengaruhnya terhadap hasil pertanian dan hilangnya gletser.
c.
Akibat perubahan iklim yang
disebabkan oleh Pemanasan Global, glacier di enam benua mulai mencair, lautan
es di Kutub Utara dan Kutub Selatan, demikian juga lapisan es di Greenland,
juga gletser di puncak-puncak gunung mulai mencair, ini mengakibatkan naiknya
permukaan laut, badai yang menghancurkan muncul silih berganti, banjir dan
longsor semakin sering terjadi, kekeringan yang melanda pertanian bermunculan
di mana-mana, menyebabkan persediaan makanan dan air minum di dunia semakin
menipis.
d.
Penyakit tropis menyebar, malaria,
demam dengue, demam kuning menyebar ke daerah yang sebelumnya tidak pernah
dijangkiti, dan bukan hanya itu, penyakit ini diketahui menjadi semakin ganas.
Belum lagi meningkatnya jumlah manusia yang terserang penyakit seperti kanker
kulit, kolera dan sebagainya yang belakangan ini semakin mewabah, dan mencakup
daerah yang semakin luas.
e.
Pemanasan laut menyebabkan rusaknya
karang dan matinya kehidupan di situ. Diperkirakan dalam waktu 50 tahun ke
depan, seluruh karang laut di dunia ini akan musnah akibat pemanasan laut dan
polusi akibat kegiatan manusia.
f.
Kerugian lain yang segera akan
terjadi adalah semakin berkurangnya keaneka-ragaman hayati dan punahnya
beberapa spesies satwa karena perubahan musim, siklus kehidupan, waktu migrasi,
berkurangnya daerah jelajah serta berkurangnya persediaan makanan mereka.
Dampak yang lainnya antara lain.
1. Tsunami, ombak besar yang datang ke
daratan adalah akibat volume air yang semakin bertambah akibat lapisan es yang
berada di kutub mencair.
2. Suhu panas yang semakin hari semakin
meningkat, akibat suhu bumi yang semakin hari semakin panas membuat bumi
menjadi tempat yang kurang nyaman untuk ditinggali, terlebih dengan adanya
berbagai fenomena alam seperti letusan gunung berapi dan gempa bumi akibat dari
suhu panas yang meningkat tersebut.
3. Hujan asam, yaitu air hujan yang
mengandung belerang sehingga bersifat asam bagi beberapa benda yang ada
permukaan bumi.
4.
Upaya mengatasi
pemanasan global
cara
mengatasi pemanasan global (global warming):
a. Jangan menebang pohon sembarangan
Pohon
merupakan penghasil gas O2 (oksigen) terbesar di dunia. setiap hari kita
bernafas membutuhkan Oksigen,dan pohon-pohonlah yang setiap harinya menyediakan
oksigen untuk kita. Semakin sdikit pohon akan menyebabkan gas CO2 (karbon
dioksida) bisa dengan leluasa berkeliaran dan akhirnya membuat bumi semakin
panas. Terlepas dari itu kita bernafas menggunakan oksigen tanpa adanya oksigen
mungkin kita tidak akan bisa hidup sampai sekarang.
b. Kurangi menggunakan kendaraan pribadi
Banyaknya
pemakaian kendaraan pribadi akan menyebabkan borosnya penggunaan bahan bakar.
Kita semua tau bahwa setiap kendaraan berbahan bakar minyak akan mengeluarkan
gas pembuangan berupa CO2 dan CO, gas-gas ini bila dalam jumlah yang besar
dapat menimbulkan efek gas rumah kaca yang akhirnya membuat terjadinya global
warming semakin parah. Selama anda masih bisa untuk menggunakan kendaraan umum
gunakanlah kendaraan umum, hanya gunakan kendaraan pribadi saat anda memang
benar-benar membutuhkannya.
c. Beralih dari kendaraan berbahan bakar minyak
dengan kendaraan berbahan bakar alami dan ramah lingkungan
Kendaraan dengan bahan bakar yang ramah lingkungan
misalnya adalah kendaraan dengan bahan bakar listrik. Listrik selain harganya
lebih murah ternyata juga lebih ramah terhadap lingkungan jika dibanding dengan
bahan bakar minyak. Dengan menggunakan kendaraan berbahan
bakar listrik anda tak perlu lagi risau saat harga BBM (Bahan bakar Minyak)
naik.
4. Mematikan lampu di siang hari
Saat bepergian ke daerah PLN
saya sering sekali melihat sebuah poster dengan tulisan "Kunang-kunang aja
kalau siang matiin lampu". Masa kita mau kalah sama kunang-kunang? Matikan
lampu disaat siang hari, meskipun anda sanggup untuk membayar tagihan
listriknya namun kepedulian akan lingkungan juga sangatlah penting.
5. Menggunakan lampu hemat energi
lampu hemat energi sangat
beragam jenisnya, ada lampu energi dengan bentuk XL seperti Philip. Akhir-akhir
ini muncul lagi lampu hemat energi terbarukan yang pembuatannya berasal dari
gabungan lampu LED (Light Emiting Diode). Lampu hemat energi sejenis LED akan mampu
menghemat energi bahkan lebih dari 60% sehingga kebutuhan energi dalam negeri
akan bisa tercukupi. Selain itu penggunaan energi yang berlebihan juga akan
menimbulkan terjadinya pemanasan global. Sekarang kita bayangkan, di Indonesia
masih banyak pembangkit listrik tenaga batubara. Jika kita menggunakan energi
secara boros tentu saja pembakaran batubara akan semakin banyak, namun jika
kita bisa berhemat maka pembakaran batubara bisa di hemat pula. Pembakaran
batubara ternyata juga menyumbangkan gas penyebab Global warming yang sangat
besar.
6. Melakukan Reboisasi (penanaman kembali hutan gundul)
Banyak tindakan yang telah
dilakukan manusia seperti merusak hutan hanya untuk mencari keuntungan sesaat. Tanpa
disadari hutan yang fungsinya sangatlah fital bagi manusia setiap harinya terus
dirusak oleh sebagian manusia yang tidak bertanggung jawab. Solusinya adalah
dengan menegaskan perundangan tentang perhutanan dan melakukan Reboisasi
terhadap hutan yang sudah gundul. Selain aksi dari penebangan hutan secara liar
hutan gundul juga bisa disebabkan karena kebakaran dan tanah longsor. Selain
bisa mencegah terjadinya Global Warming hutan juga bisa mencegah terjadinya
banjir, tanah longsor dan akan menjadikan suhu menjadi sejuk dan segar.
7. Tanmalah Pohon di Pekarangan rumah anda
Anda memiliki rumah dengan
pekarangan yang tidak digunakan? Manfaatkanlah pekarangan tersebut untuk
menanam berbagai macam tanaman. Anda tak harus menanam pohon jati atau mahoni,
anda bisa menanam tanaman hias atau tanaman lain yang memiliki daun hijau serta
memiliki potensi untuk bisa menghasilkan oksigen. Bayangkan jika semua
masyarakat melakukan hal yang serupa maka kebutuhan akan oksigen akan sedikit
demi sedikit terpenuhi.
8. Membangun rumah dengan fentilasi yang cukup
Rumah merupakan kebutuhan
pokok bagi setiap manusia, dengan rumah kita bisa hidup dengan tenang dan
damai. Saat membangun rumah harap perhatikan fentilasi dan tata cahaya yang
tepat. Jangan sampai anda malam hari harus menyalakan AC karena alasan panas
dan fentilasi yang kurang. Saat siang hari pula desainlah rumah anda agar bisa
terang tanpa harus menghidupkan lampu dan desain pula agar sejuk tanpa harus
menghidupkan AC atau kipas angin.
D. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Pembangunan
berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa harus
mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dari generasi yang akan
datang. Untuk menjaga kelestarian lingkungan agar kualitas lingkungan tetap
terjaga, maka pembangunan berkelanjutan harus memperhatikan pemanfaatan
lingkungan hidup dan kelestariannya.
Pembangunan berwawasan lingkungan
adalah usaha-usaha dalam rangka meningkatkan kualitas hidup manusia dengan
memperhatikan faktor lingkungan. Istilah berkelanjutan berasal dari bahasa
inggris yaitu sustainability. Istilah berkelanjutan digunakan untuk konsep
pembangunan. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan manusia dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara
arif, bijaksana, efisien, dan memperhatikan pemanfaatan untuk masa kini dan
generasi yang akan datang. Menurut Brundtland, pembangunan berkelanjutan
didefinisikan sebagai pembangunan untuk memenuhi kebutuhan sekarang tanpa
mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Konsep
pembangunan berkelanjutan pernah diutarakan dalam KTT Rio De Jeneiro tahun 1992
dengan 2 gagasan utama, yaitu gagasan kebutuhan dan gagasan keterbatasan,
setelah itu adanya protokol Kyoto, yang menyampaikan gagasan pengurangan gas
buang industri negara-negara maju.
Secara garis besar, pembangunan
berkelanjutan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Menjamin pemerataan dan keadilan
2.
Menghargai keaneragaman hayati
3.
Menggunakan pendekatan integratif
4.
Menggunakan wawasan dan pandangan ke
depan.
Dalam
pembangunan berkelanjutan, pendayaan dan pengelolaan sumber daya alam merupakan
upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengendalian,
pemulihan dan pengembangan sumber daya alam. Jadi, usaha pembangunan yang dilaksanakan
di tanah air harus memperhatikan keadaan lingkungan hidup. Realisasinya,
pemerintah membentuk sebuah lembaga pengawasan pembangunan dan lingkungan hidup
dengan tujuan sebagai berikut :
1.
Setiap rencana pemabangunan selalu
dikatikan dengan masalah lingkungan hidup, tidak mengganggu keutuhan sumber
daya alam dan lingkungan hidup.
2.
Pengawasan lingkungan hidup, setiap
lingkungan kota dan desa, persawahan, hutan dan pemukiman penduduk yang sedang
dikembangkan maupun yang telah ada mendapat pengawasan dari pemerintah.
3.
Mengadakan usaha pengembangan
lingkungan yang dirintis pemerintah dan dilakukan bersama rakyat.
4.
Meningkatkan kesadaran masyarakat
terhadap masalah lingkungan hidup baik melalui pendidikan maupun melalui media
massa lainnya.
Pembangunan
berkelanjutan pertama kali konsepnya digulirkan oleh WCED (World Commission on Environment and
Development). Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang
akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. konsep pembangunan
berkelanjutan menyadari bahwa sumber daya alam merupakan bagian dari ekosistem.
Dengan memelihara fungsi ekosistem, maka kelestarian sumber daya alam akan
tetap terjaga.
Menurut
Emil Salim (1990), resep strategis konsep pembangunan berkelanjutan dapat
diterapkan di negara berkembang seperti indonesia adalah sebagai berikut :
1.
Penerapan tata ruang perencanaan
yang tepat, yaitu pengembangan sumber daya alam harus memperhitungkan daya dukungnya.
2.
Penempatan berbagai macam aktivitas
yang mendayagunakan sumber daya alam harus memperhatikan kapasitasnya dalam
mengabsorsi perubahan yang diakibatkan oleh aktivitas tersebut.
3.
Sumber daya alam di suatu wilayah
(Region) hendaknya dialokasikan ke dalam beberapa zona diantaranya hutan
lindung, wilayah industri, daerah aliran sungai dan sebagainya.
Penerapan
analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) yang meliputi :
a.
Analisis dampak Lingkungan (ANDAL)
b.
Rencana Kelola Lingkungan (RKL)
c.
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
Maka
setiap kegiatan tidak hanya layak secara ekonomis dan teknologis, tetapi juga
layak secara lingkungan. Dengan demikian pembangunan yang dilakukan selain
meningkatkan kualitas hidup manusia, juga harus dapat mendukung prinsip-prinsip
kehidupan berkelanjutan. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut :
1.
Menghormati dan memelihara komunitas
kehidupan, prinsip ini mencerminkan kewajiban untuk peduli kepada bentuk-bentuk
kehidupan lain sekarang dan di masa datang. Pembangunan tidak boleh mengorbankan
kelompok lain/generasi kemudian.
2.
Memperbaiki kualitas hidup manusia,
sehingga pembangunan tidak mengganggu keutuhan sumber daya alam dan lingkungan
di sekitarnya.
3.
Melestarikan daya hidup dan
keragaman bumi.
4.
Menghindari sumber daya yang tidak
dapat diperbaharui.
5.
Berusaha tidak melampaui kapasitas
daya dukung bumi.
6.
Mengubah sikap dan gaya hidup
perorangan.
7.
Mendukung kreativitas masyarakat
untuk memelihara lingkungan sendiri.
8.
Menyediakan kerangka kerja nasional
untuk memadukan upaya pembangunan dan pelestarian.
9.
Menciptakan kerja sama global.
E. DAMPAK PEMBANGUNAN TERHADAP
LINGKUNGAN
Salah satu
makhluk hidup yang selalu berinteraksi dengan lingkungannya adalah manusia.
Oleh karena manusia mengusahakan dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di
lingkungannya untuk keperluan hidupnya, maka manusialah yang selalu
mempengaruhi lingkungan hidupnya. Hal tersebut yang menjadi komponen aktif
dalam mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan yang dikehendakinya
manusia. Dalam pembangunan yang berperan aktif adalah manusia. Peran itu bisa
berdampak positif pembangunan dengan tidak mengabaikan lingkungan. Atau peran
berdampak negatif : pembangunan menimbulkan pencemaran yang juga disebabkan
oleh manusia.
Pencemaran
atau disebut polusi adalah peristiwa berubahnya keadaan alam (udara, air dan
tanah) karena adanya unsur-unsur atau meningkatnya sejumlah unsur tertentu.
Pencemaran tersebut dapat menimbulkan terganggunya keseimbangan ekosistem
menurunkan mutu lingkungan hidup manusia.
Beberapa jenis pencemaran terhadap
lingkungan akan dijelaskan sebagai berikut :
1.
Pencemaran tanah
a.
Pembuangan ampas kimia, dan plastik
bekas pembungkus serta botol bekas
b.
Buangan zat-zat atau barang yang
tidak terlarut dalam air
c.
Pertanian dengan pemakaian pestisida
yang berlebihan
2.
Pencemaran Air
Pencemaran
air dapat menyebabkan penurunan kualitas air dan membahayakan makhluk hidup.
Penyebab terjadinya pencemaran air adalah sampah yang tidak membusuk, seperti
plastik dan karet, limbah industri, sisa pupuk dari usaha pertanian dan
tumpahan minyak dari kapal tangker.
3.
Pencemaran Udara
Pencemaran
udara dapat disebabkan oleh gas buang yang dihasilkan oleh proses produksi
seperti asap kendaraan bermotor, asap pabrik, dan hasil aktivitas rumah tangga
sehingga secara fisik dan kimia melebihi ambang batas yang telah ditetapkan.
Hal ini akan membahayakan kesehatan dan keselamatan manusia dan makhluk
lainnya. Penecemaran udara menyebabkan beberapa akibat, antara lain :
a.
Efek rumah Kaca (Green House Effect)
Efek rumah kaca disebabkan oleh komposisi CO2 di
udara sangat berlebihan. Akibatnya, gas tersebut menyebabkan energi matahari
yang diterima bumi tidak bisa dipantulkan dengan sempurna karena terhalangnya
oleh lapisan gas karbon dioksida di udara. Hal ini menyebabkan suhu udara di
permukaan bumi menjadi lebih panas. Efek lain jika menjadi pemanasan global
akan menyebabkan es di kutub mudah mencair dan menyebabkan muka laut akan
semakin naik.
b.
Kerusakan lapisan ozon
Lapisan Ozon (O3) terdapat di lapisan stratosfer
yang mempunyai fungsi menyerap dan menyaring sinar ultraviolet sebelum sampai
ke permukaan bumi. Adapun yang menyebabkan kerusakan lapisan ozon adalah
terikatnya unsur-unsur penyusun ozon oleh freon (F) di udara. Jika lapisan ozon
menipis akan menimbulkan banyak akibat, antara lain suhu udara semakin panas,
timbulnya penyakit kulit dan mata.
c.
Hujan Asam
Hujan
Asam disebabkan oleh kandungan asam yang ada di udara sangat besar, sehingga
pada saat hujan terbawa oleh hujan. Senyawa asam tersebut berasal dari
industri, dapat berupa asal sulfat, asam nitrat, dan asam bikarbonat. Hujan
asam menyebabkan rusaknya tanaman, pengaratan yang lebih cepat pada logam dan
beton, serta rusaknya ekosistem air tawar.
F.
Implementasi
Pembangunan Berkelanjutan
Faktor lingkungan yang diperlukan
untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan ialah
·
Terpeliharanya proses ekologi yang
esensial
·
Tersedianya sumberdaya yang cukup
·
Linkungan sosial-budaya dan ekonomi
yang sesuai
Ketiga faktor itu tidak saja
mengalami dampak dari pembangunan, melainkan juga mempunyai dampak terhadap
pembangunan. Karena itu untuk terlajutkannya pembangunan tidak cukup untuk
melakukan Analisis. Dampak Linkungan (ADL) yang hanya berlaku untuk perencanaan
proyek pembangunan. Pengelolaan lingkungan untuk pembangunan harus didasarkan
pada konsepsi yang lebih luas. Kosepsi itu harus mencakup dampak lingkungan
terhadap proyek, pengelolaan linkungan proyek yang sudah operasional dan
perencanaan dini pengelolaan lingkungan untuk daerah yang mempunyai potensi
besar untuk pembangunan, tetapi belum mempunyai rencana pembangunan.
Pembangunan berkelanjutan
didefinisikan oleh Komisi Sedunia untuk Lingkungan dan Pembangunan sebagai
pembangunan yang memenuhi kebutuhan kita sekarang tanpa mengurangi kemampuan
generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Laporan komisi itu
di umumkan pada tahun 1987 dan berjudul Hari Depan Kita Bersama (Our Cominion
Future).
Definisi itu mempunyai wawasan
jangka panjang antar generasi. Syarat untuk dapat tercapainyapembangunan
berkelanjutan tidak hanya fisik saja, yaitu tidak terjadinya kerusakan pada
ekosistem tempat kita hidup, melaikan juga harus adanya pemerapatan hasil dan
biaya pembangunan yang adil antar-negara dan antar-kelompok di dalam sebuah
negara. Ini berarti bahwa kesenjangan sosial-ekonomi yang sekarang ada antara
negara maju dan negara sedang berkembang serta kesenjangan antara kelompok
masyarkat kaya dan masyarakat miskin di masing-masing negara harus dukurangi.
Pemerataan itu tidak hanya terjadi di dalam satu generasi, melainkan juga
antar-generasi.
Melestarikan lingkungan
hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi
tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab
setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan
usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan
kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat
besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita
kelak. Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian
yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan
kemampuan masing-masing.
Beberapa upaya yang dapat
dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara
lain:
5.
Pelestarian tanah (tanah
datar, lahan miring/perbukitan)
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan
peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan
pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada
hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi.
Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah
pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan
terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang
tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan
kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang
semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya
miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju
aliran air hujan.
6.
Pelestarian udara
Udara merupakan unsur
vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas memerlukan udara. Udara
mengandung beranekaragam gas, salah satunya oksigen. Udara yang kotor karena
debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen berkurang. Keadaan
ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme. Maka perlu
diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap
bersih, segar, dan sehat.
Upaya yang dapat dilakukan
untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:
a.
Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar
kita
Tanaman dapat menyerap
gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen
melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap
sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan
juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
b.
Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa
pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin
Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap
merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri.
Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan
menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter
pada cerobong asap pabrik.
c.
Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang
dapat merusak lapisan ozon di atmosfer
Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun
kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat
bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut.
Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi,
karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang
dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan
jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan global
terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.
7.
Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang
terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi dengan
penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar
yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan
hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab
hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan
juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
a)
Reboisasi atau penanaman
kembali hutan yang gundul
b)
Melarang pembabatan hutan
secara sewenang-wenang
c)
Menerapkan sistem tebang
pilih dalam menebang pohon
d)
Menerapkan sistem
tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan
e)
Menerapkan sanksi yang
berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan
8.
Pelestarian laut dan
pantai
Seperti halnya hutan, laut
juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut dan pantai banyak
disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut,
pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam
kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian
pantai disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan
pelindung alami terhadap gempuran ombak.
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat
dilakukan dengan cara :
a) Melakukan reklamasi pantai
dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.
b) Melarang pengambilan batu
karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan
habitat ikan dan tanaman laut
c) Melarang pemakaian bahan
peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan
d) Melarang pemakaian pukat
harimau untuk mencari ikan
9.
Pelestarian flora dan
fauna
Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara
manusia, hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata
rantai dari sistem tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan. Oleh
karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan
demi kelangsungan hidup manusia.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian
flora dan fauna di antaranya adalah:
a) Mendirikan cagar alam dan
suaka margasatwa
b) Melarang kegiatan
perburuan liar
c) Menggalakkan kegiatan
penghijauan