Assalamualaikum,wr.wb.
Hadirin yang berbahagia.Alhamdulillah wasyukurillah, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah swt. Karena atas kuasanya kita bisa berkumpul, bertatap muka/bermuajahah ditempat ini.
Shalawat beserta salam senantiasa terlimpahkan pada suritauladan umat manusia, yang membawa jaman jahiliyyah ke era penuh cahaya. Tiada lain; yakni habibana, wanabiyyana, Muhammad Sallalahu Alaihi Wasalam
Tak lupa pada keluarganya, shabatnya, dan para pengikut beliau. Mudah2an kita dicatat sebagai umatnya. Amin ya rabbal alamin..
Dewan juri yang saya hormati,
Dalam kesempatan ini, saya, Reisha Rahmatun Nissa, kelas V SDN 1 Cikalongsari, perwakilan Kabupaten Karawang, insyaAllah akan menyampaikan uraian ceramah tentang Hikmah Muharram dan Hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW, yang saya bingkis dalam paket hikmah berjudul 5M.
Apa itu 5M?
M yang pertama adalah mencontoh.
1. Mencontoh
Maksudnya adalah meneladani akhlak rasul dalam semua aspek kehidupan, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-ahzab ayat 21.
“sesungguhnya telah ada pada diri rasulullah suri tauladan yang baik”.
M yang kedua yaitu mengubah
2. Mengubah
Perubahan seperti apakah yang dimaksud? Selaras dengan nilai-nilai bulan muharram, perubahan yang dimaksud adalah Berhijrah dari prilaku yg negative menjadi positif.
- Berhijrah dari yang tadinya malas belajar menjadi rajin,
- Dari yang tidak pernah shalat menjadi shalat,
- Dan berhijrah dari jarang membaca quran jadi rutin
Hadirin yg berbahagia,
M yang ketiga, hikmah dari muharram dan mauled nabi Muhammad SAW adalah membiasakan.
3. Membiasakan
karena amalan yg rutin walau sedikit, lebih disukai oleh Allah daripada amalan banyak yang sekaligus tapi jarang dilakukan.
Contohnya adalah adalah Puasa as-syura,
apa itu puasa Assyura? teman, tau tidak..?
Bu guru.. apa sih puasa assyura?
Puasa assyura adalah berpuasa pada tanggal 10 bulan Muharram. Hadist riwat muslim menyebutkan:
”Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram.”
4. Membaca Al-Qur’an dan hadits,
Dua wasiat dari rasul, atau bahasa kerennya: S.O.P. (Standar Operational Prosedur) yang berlaku di segala zaman, sebagai pedoman kita agar selamat di dunia dan akhirat.
5. Melantunkan shalawat pada Baginda Rasul,
Bagaimana caranya? hadirin baca shalawat bareng yu,
“shalatullah salamullah, ala thaha rasulillah
shalaatullah salamullah
ala yaasin habibillah”
Hadirin walhadirat Rahimakumullah,Sebagai kesimpulan, dengan hikmah mauled nabi dan bulan Muharram ini mudah-mudahan kita bisa mengaplikasikan 5 M tadi dalam kehidupan sehari-hari.
M yang pertama yaitu Mencontoh,
M yang kedua Mengubah,
M yang ketiga adalah Membiasakan,
M yang keempat Membaca,
Dan M yang terkhir yaitu Melantunkan Shalawat kepada baginda Rasul Muhammad SAW.
Alhamdulillah kita disini dapat menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, namun ternyata itu saja tidak cukup, sebab
terselenggaranya acara : ibarat awan.
meriahnya suasana : laksana hujan.
pelanginya adalah : mutiara hikmah dan perubahan.
Sekian dari saya,
Kurang dan lebihnya mohon dimaafkan, karena Reisha dalam tahap belajar.
Wabillahi taufik walhidayah, wassalamualaikum wr.wb.
Pidato Maulid Nabi
Muhammad SAW
Assalamualaikum Wr. Wb
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى
أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ
أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْد
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ
أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُُ
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ
وَاْلإِسْلاَمِ. وَنُصَلِّيْ وَنُسَلِّمُ عَلَى خَيْرِ اْلأَنَامِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا
بَعْدُ
الْحَمْدُ ِللهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ
سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ أَمَّا بَعْدَهُ
Yang saya Hormati Bapak Kepala Desa ……..
Yang saya Hormati ………………
Dll.
Tiada kata yang pantas untuk diucapkan kecuali memanjatkan puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rohmat, taufiq, dan
hidayahnya kepada kita sekalian. Sehingga kita masih dapat menikmati
anugrah terindahnya berupa kesehatan serta oksigen yang kita hirup tanpa
harus membayar sepeserpun.
Solawat serta salam mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada junjungan
Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita dari jalan yang
gelap gulita menuju jalan yang terang benderang
Bapak-bapak, Ibu-ibu, para hadirin yang saya hormati.
Tanggal 12 Rabiul Awal 1431 H, bertepatan pada tanggal … seluruh kaum
muslim merayakan maulid Nabi Muhammad SAW, tidak lain merupakan warisan
peradaban Islam yang dilakukan secara turun temurun.
Dalam catatan historis, Maulid dimulai sejak zaman kekhalifahan
Fatimiyah di bawah pimpinan keturunan dari Fatimah az-Zahrah, putri
Muhammad. Perayaan ini dilaksanakan atas usulan panglima perang,
Shalahuddin al-Ayyubi (1137M-1193 M), kepada khalifah agar mengadakan
peringatan hari kelahiran Muhammad. Tujuannya adalah untuk mengembalikan
semangat juang kaum muslimin dalam perjuangan membebaskan Masjid
al-Aqsha di Palestina dari cengkraman kaum Salibis. Yang kemudian,
menghasilkan efek besar berupa semangat jihad umat Islam menggelora pada
saat itu.
Secara subtansial, perayaan Maulid Nabi adalah sebagai bentuk upaya
untuk mengena akan keteladanan Muhammad sebagai pembawa ajaran agama
Islam. Tercatat dalam sepanjang sejarah kehidupan, bahwa nabi Muhammad
adalah pemimipn besar yang sangat luar biasa dalam memberikan teladan
agung bagi umatnya.
Dalam konteks ini, Maulid harus diartikulasikan sebagai salah satu upaya
transformasi diri atas kesalehan umat. Yakni, sebagai semangat baru
untuk membangun nilai-nilai profetik agar tercipta masyarakat madani
(Civil Society) yang merupakan bagian dari demokrasi seperti toleransi,
transparansi, anti kekerasan, kesetaraan gender, cinta lingkungan,
pluralisme, keadilan sosial, ruang bebas partisipasi, dan humanisme.
Dalam tatanan sejarah sosio antropologis Islam, Muhammad dapat dilihat
dan dipahami dalam dua dimensi sosial yang berbeda dan saling
melengkapi.
Pertama, dalam perspektif teologis-religius, Muhammad dilihat dan
dipahami sebagai sosok nabi sekaligus rasul terakhir dalam tatanan
konsep keislaman. Hal ini memposisikan Muhammad sebagai sosok manusia
sakral yang merupakan wakil Tuhan di dunia yang bertugas membawa,
menyampaikan, serta mengaplikasikan segala bentuk pesan “suci” Tuhan
kepada umat manusia secara universal.
Kedua, dalam perspektif sosial-politik, Muhammad dilihat dan dipahami
sebagai sosok politikus andal. Sosok individu Muhammad yang identik
dengan sosok pemimpin yang adil, egaliter, toleran, humanis, serta
non-diskriminatif dan hegemonik, yang kemudian mampu membawa tatanan
masyarakat sosial Arab kala itu menuju suatu tatanan masyarakat sosial
yang sejahtera dan tentram.
Tentu, sudah saatnya bagi kita untuk mulai memahami dan memperingati
Maulid
secara lebih mendalam dan fundamental, sehingga kita tidak hanya
memahami dan memperingatinya sebatas sebagai hari kelahiran sosok nabi
dan rasul terakhir yang sarat dengan serangkaian ritual-ritual
sakralistik-simbolik keislaman semata, namun menjadikannya sebagai
kelahiran sosok pemimpin.
Karena bukan menjadi rahasia lagi bila kita sedang membutuhkan sosok
pemimpin bangsa yang mampu merekonstruksikan suatu citra kepemimpinan
dan masyarakat sosial yang ideal, egaliter, toleran, humanis dan
nondiskriminatif, sebagaimana dilakukan Muhammad untuk seluruh umat
manusia.
Kontekstualisasi peringatan Maulid tidak lagi dipahami dari perspektif
keislaman saja, melainkan harus dipahami dari berbagai perspektif yang
menyangkut segala persoalan.
Misal, politik, budaya, ekonomi, maupun agama.
Bapak-bapak, Ibu-ibu, para hadirin yang saya cintai.
Nabi Muhammad dilahirkan ke dunia.
Datangnya membawa tugas.
Perginya meninggalkan bekas.
Datangnya membawa tugas yang diselesaikan dalam 23 tahun.
Datangnya ke dunia diperintah untuk memperbaiki budi pekerti (sholihah
Akhlak)
supaya ummat ini menjadi umat yang sopan santun (makarimal akhlak)
Sopan terhadap siapa?
Sopan terhadap Alloh yang telah menciptakan kita
Sopan terhadap Rosululloh
Sopan terhadap agama yang kita peluk masing-masing
Sopan terhadap diri sendiri
Sopan terhadap orangtua
Sopan terhadap masyarakat
Sopan terhadap ibu pertiwi
Sopan terhadap negara.
Sopan terhadap Alloh.
Contohnya bagaimana kita sebelum makan berdoa dulu
bismillahirrohmanirrohim.
Dengan nama Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah adalah bentuk
kesopanan
kita kepada Alloh.
Dalam pembukaan UUD 1945 menyebutkan atas berkat Rohmat Alloh Yang Maha
Kuasa merupakan bentuk kesopanan para pendahulu kita kepada Alloh.
Mereka
mengakui bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia ini bukan karena pemberian
sekutu,
bukan pemberian Jepang dan bukan semata-mata karena perjuangan bangsa
Indonesia
melawan Belanda. Tapi adalah karena Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa.
Ada orang yang berpidato menyebutkan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia
adalah
karena hasil perjuangan rakyat Indonesia adalah bentuk ketidak-sopanan
kepada Alloh.
Sopan terhadap Rosululloh, Rosul merupakan pintu gerbang agung agama.
Maka sudah sepantasnya kita sopan kepada Rosululloh. Agama, itu adalah
kebohongan. Itu adalah atas nama hawa nafsu mereka sendiri Semua agama
mengajarkan kesucian. Karena itu kita harus sopan dalam beragama.
Demonstrasi dengan meneriakkan Allohu Akbar sambil saling memukul,
menghancurkan, itu juga bentuk ketidak-sopanan kepada agama. Kalimat
Allohu Akbar adalah kalimat pertama yang dibaca pada waktu sholat,
bagaimana bisa digunakan untuk sesuatu seperti itu. Kalau tidak setuju
dengan sesuatu, maka lakukan dengan sopan pula. Penggusuran dengan
meneriakkan Allohu Akbar, ini kan pelecehan terhadap agama.
Ketidaksopanan kepada agama. Mereka tidak menyadari bahwa dengan berbuat
seperti itu mereka telah berbuat tidak sopan kepada agama. Sopan kepada
diri sendiri.
Bagaimana kita diperintah untuk menutup aurat adalah bentuk kesopanan
pada diri sendiri dan sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. Tujuh
lapis langit dan tujuh lapis bumi yang diciptakan Alloh ini ibarat sepet
(kulit sabut kelapa-red.), sedangkan berliannya adalah manusia, maka
sopanlah kepada diri sendiri. Sopan kepada orang tua.
Jangan sampai kita durhaka seperti kisah bagaimana seorang dari desa
yang berhasil menyekolahkan anaknya sampai menjadi sarjana dan orang
yang sukses. Tapi ketika orang tuanya datang tidak dihormati malah
diusir. Ketidak-relaan orang tua menyebabkan anak itu dan keluarganya
diazab Alloh dengan dihancurkan rumah dan keluarganya. Padahal
seharusnya si anak bangga dengan orang tuanya yang tinggal di desa
tersebut karena telah berhasil mendidik anaknya menjadi orang yang
sukses dibandingkan dengan orang kota yang belum tentu berhasil mendidik
anaknya menjadi orang yang sukses. Sopan kepada masyarakat.
Dalam kehidupan ini kita tidak bisa keluar dari masyarakat, maka kita
harus sopan kepada masyarakat.
Sopan kepada ibu pertiwi.
Hadis Cinta tanah air bagian dari iman adalah bentuk kesopanan kepada
ibu pertiwi.
Pendahulu kita memberikan lambang negara berbentuk Garuda Pancasila
melambangkan jiwa yang besar. Namun yang terjadi sekarang jiwa bangsa
Indonesia sedang sakit kronis dengan semakin berkurangnya rasa Cinta
Tanah Air
Di zaman sekarang ini globalisasi adalah sesuatu yang tidak bisa
dihindari. Namun tak ada satu negara pun yang mau dilibas oleh negara
lain. Satu-satunya cara adalah dengan menumbuhkan Cinta Tanah Air.
Jepang, Korea tidak sampai terlibas dalam era globalisasi karena mereka
mempunyai akar yang kuat dengan Cinta Tanah Air. Sedangkan pada siapa
kita diajar untuk santun?
Kita diajar santun kepada anak-anak yatim
Kita diajar santun kepada para fakir miskin
Kita diajar santun kepada orang-orang yang teraniaya
Kita diajar santun kepada orang-orang yang terkena bencana.
Semoga uraian ini bermanfaat. Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang
berkenan.
Assalamu alaikum wr. wb.
Sumber: http://www.contohku.com/2013/11/contoh-pidato-peringatan-maulid-nabi-muhammad.html
Harap diketahui bahwa Konten ini adalah milik dan dari www.contohku.com
Sumber: http://www.contohku.com/2013/11/contoh-pidato-peringatan-maulid-nabi-muhammad.html
Harap diketahui bahwa Konten ini adalah milik dan dari www.contohku.com
Pidato Maulid Nabi
Muhammad SAW
Assalamualaikum Wr. Wb
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى
أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ
أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْد
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ
أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُُ
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ
وَاْلإِسْلاَمِ. وَنُصَلِّيْ وَنُسَلِّمُ عَلَى خَيْرِ اْلأَنَامِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا
بَعْدُ
الْحَمْدُ ِللهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ
سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ أَمَّا بَعْدَهُ
Yang saya Hormati Bapak Kepala Desa ……..
Yang saya Hormati ………………
Dll.
Tiada kata yang pantas untuk diucapkan kecuali memanjatkan puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rohmat, taufiq, dan
hidayahnya kepada kita sekalian. Sehingga kita masih dapat menikmati
anugrah terindahnya berupa kesehatan serta oksigen yang kita hirup tanpa
harus membayar sepeserpun.
Solawat serta salam mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada junjungan
Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita dari jalan yang
gelap gulita menuju jalan yang terang benderang
Bapak-bapak, Ibu-ibu, para hadirin yang saya hormati.
Tanggal 12 Rabiul Awal 1431 H, bertepatan pada tanggal … seluruh kaum
muslim merayakan maulid Nabi Muhammad SAW, tidak lain merupakan warisan
peradaban Islam yang dilakukan secara turun temurun.
Dalam catatan historis, Maulid dimulai sejak zaman kekhalifahan
Fatimiyah di bawah pimpinan keturunan dari Fatimah az-Zahrah, putri
Muhammad. Perayaan ini dilaksanakan atas usulan panglima perang,
Shalahuddin al-Ayyubi (1137M-1193 M), kepada khalifah agar mengadakan
peringatan hari kelahiran Muhammad. Tujuannya adalah untuk mengembalikan
semangat juang kaum muslimin dalam perjuangan membebaskan Masjid
al-Aqsha di Palestina dari cengkraman kaum Salibis. Yang kemudian,
menghasilkan efek besar berupa semangat jihad umat Islam menggelora pada
saat itu.
Secara subtansial, perayaan Maulid Nabi adalah sebagai bentuk upaya
untuk mengena akan keteladanan Muhammad sebagai pembawa ajaran agama
Islam. Tercatat dalam sepanjang sejarah kehidupan, bahwa nabi Muhammad
adalah pemimipn besar yang sangat luar biasa dalam memberikan teladan
agung bagi umatnya.
Dalam konteks ini, Maulid harus diartikulasikan sebagai salah satu upaya
transformasi diri atas kesalehan umat. Yakni, sebagai semangat baru
untuk membangun nilai-nilai profetik agar tercipta masyarakat madani
(Civil Society) yang merupakan bagian dari demokrasi seperti toleransi,
transparansi, anti kekerasan, kesetaraan gender, cinta lingkungan,
pluralisme, keadilan sosial, ruang bebas partisipasi, dan humanisme.
Dalam tatanan sejarah sosio antropologis Islam, Muhammad dapat dilihat
dan dipahami dalam dua dimensi sosial yang berbeda dan saling
melengkapi.
Pertama, dalam perspektif teologis-religius, Muhammad dilihat dan
dipahami sebagai sosok nabi sekaligus rasul terakhir dalam tatanan
konsep keislaman. Hal ini memposisikan Muhammad sebagai sosok manusia
sakral yang merupakan wakil Tuhan di dunia yang bertugas membawa,
menyampaikan, serta mengaplikasikan segala bentuk pesan “suci” Tuhan
kepada umat manusia secara universal.
Kedua, dalam perspektif sosial-politik, Muhammad dilihat dan dipahami
sebagai sosok politikus andal. Sosok individu Muhammad yang identik
dengan sosok pemimpin yang adil, egaliter, toleran, humanis, serta
non-diskriminatif dan hegemonik, yang kemudian mampu membawa tatanan
masyarakat sosial Arab kala itu menuju suatu tatanan masyarakat sosial
yang sejahtera dan tentram.
Tentu, sudah saatnya bagi kita untuk mulai memahami dan memperingati
Maulid
secara lebih mendalam dan fundamental, sehingga kita tidak hanya
memahami dan memperingatinya sebatas sebagai hari kelahiran sosok nabi
dan rasul terakhir yang sarat dengan serangkaian ritual-ritual
sakralistik-simbolik keislaman semata, namun menjadikannya sebagai
kelahiran sosok pemimpin.
Karena bukan menjadi rahasia lagi bila kita sedang membutuhkan sosok
pemimpin bangsa yang mampu merekonstruksikan suatu citra kepemimpinan
dan masyarakat sosial yang ideal, egaliter, toleran, humanis dan
nondiskriminatif, sebagaimana dilakukan Muhammad untuk seluruh umat
manusia.
Kontekstualisasi peringatan Maulid tidak lagi dipahami dari perspektif
keislaman saja, melainkan harus dipahami dari berbagai perspektif yang
menyangkut segala persoalan.
Misal, politik, budaya, ekonomi, maupun agama.
Bapak-bapak, Ibu-ibu, para hadirin yang saya cintai.
Nabi Muhammad dilahirkan ke dunia.
Datangnya membawa tugas.
Perginya meninggalkan bekas.
Datangnya membawa tugas yang diselesaikan dalam 23 tahun.
Datangnya ke dunia diperintah untuk memperbaiki budi pekerti (sholihah
Akhlak)
supaya ummat ini menjadi umat yang sopan santun (makarimal akhlak)
Sopan terhadap siapa?
Sopan terhadap Alloh yang telah menciptakan kita
Sopan terhadap Rosululloh
Sopan terhadap agama yang kita peluk masing-masing
Sopan terhadap diri sendiri
Sopan terhadap orangtua
Sopan terhadap masyarakat
Sopan terhadap ibu pertiwi
Sopan terhadap negara.
Sopan terhadap Alloh.
Contohnya bagaimana kita sebelum makan berdoa dulu
bismillahirrohmanirrohim.
Dengan nama Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah adalah bentuk
kesopanan
kita kepada Alloh.
Dalam pembukaan UUD 1945 menyebutkan atas berkat Rohmat Alloh Yang Maha
Kuasa merupakan bentuk kesopanan para pendahulu kita kepada Alloh.
Mereka
mengakui bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia ini bukan karena pemberian
sekutu,
bukan pemberian Jepang dan bukan semata-mata karena perjuangan bangsa
Indonesia
melawan Belanda. Tapi adalah karena Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa.
Ada orang yang berpidato menyebutkan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia
adalah
karena hasil perjuangan rakyat Indonesia adalah bentuk ketidak-sopanan
kepada Alloh.
Sopan terhadap Rosululloh, Rosul merupakan pintu gerbang agung agama.
Maka sudah sepantasnya kita sopan kepada Rosululloh. Agama, itu adalah
kebohongan. Itu adalah atas nama hawa nafsu mereka sendiri Semua agama
mengajarkan kesucian. Karena itu kita harus sopan dalam beragama.
Demonstrasi dengan meneriakkan Allohu Akbar sambil saling memukul,
menghancurkan, itu juga bentuk ketidak-sopanan kepada agama. Kalimat
Allohu Akbar adalah kalimat pertama yang dibaca pada waktu sholat,
bagaimana bisa digunakan untuk sesuatu seperti itu. Kalau tidak setuju
dengan sesuatu, maka lakukan dengan sopan pula. Penggusuran dengan
meneriakkan Allohu Akbar, ini kan pelecehan terhadap agama.
Ketidaksopanan kepada agama. Mereka tidak menyadari bahwa dengan berbuat
seperti itu mereka telah berbuat tidak sopan kepada agama. Sopan kepada
diri sendiri.
Bagaimana kita diperintah untuk menutup aurat adalah bentuk kesopanan
pada diri sendiri dan sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. Tujuh
lapis langit dan tujuh lapis bumi yang diciptakan Alloh ini ibarat sepet
(kulit sabut kelapa-red.), sedangkan berliannya adalah manusia, maka
sopanlah kepada diri sendiri. Sopan kepada orang tua.
Jangan sampai kita durhaka seperti kisah bagaimana seorang dari desa
yang berhasil menyekolahkan anaknya sampai menjadi sarjana dan orang
yang sukses. Tapi ketika orang tuanya datang tidak dihormati malah
diusir. Ketidak-relaan orang tua menyebabkan anak itu dan keluarganya
diazab Alloh dengan dihancurkan rumah dan keluarganya. Padahal
seharusnya si anak bangga dengan orang tuanya yang tinggal di desa
tersebut karena telah berhasil mendidik anaknya menjadi orang yang
sukses dibandingkan dengan orang kota yang belum tentu berhasil mendidik
anaknya menjadi orang yang sukses. Sopan kepada masyarakat.
Dalam kehidupan ini kita tidak bisa keluar dari masyarakat, maka kita
harus sopan kepada masyarakat.
Sopan kepada ibu pertiwi.
Hadis Cinta tanah air bagian dari iman adalah bentuk kesopanan kepada
ibu pertiwi.
Pendahulu kita memberikan lambang negara berbentuk Garuda Pancasila
melambangkan jiwa yang besar. Namun yang terjadi sekarang jiwa bangsa
Indonesia sedang sakit kronis dengan semakin berkurangnya rasa Cinta
Tanah Air
Di zaman sekarang ini globalisasi adalah sesuatu yang tidak bisa
dihindari. Namun tak ada satu negara pun yang mau dilibas oleh negara
lain. Satu-satunya cara adalah dengan menumbuhkan Cinta Tanah Air.
Jepang, Korea tidak sampai terlibas dalam era globalisasi karena mereka
mempunyai akar yang kuat dengan Cinta Tanah Air. Sedangkan pada siapa
kita diajar untuk santun?
Kita diajar santun kepada anak-anak yatim
Kita diajar santun kepada para fakir miskin
Kita diajar santun kepada orang-orang yang teraniaya
Kita diajar santun kepada orang-orang yang terkena bencana.
Semoga uraian ini bermanfaat. Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang
berkenan.
Assalamu alaikum wr. wb.
Sumber: http://www.contohku.com/2013/11/contoh-pidato-peringatan-maulid-nabi-muhammad.html
Harap diketahui bahwa Konten ini adalah milik dan dari www.contohku.com
Sumber: http://www.contohku.com/2013/11/contoh-pidato-peringatan-maulid-nabi-muhammad.html
Harap diketahui bahwa Konten ini adalah milik dan dari www.contohku.com
Pidato Maulid Nabi
Muhammad SAW
Assalamualaikum Wr. Wb
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى
أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ
أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْد
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ
أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُُ
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ
وَاْلإِسْلاَمِ. وَنُصَلِّيْ وَنُسَلِّمُ عَلَى خَيْرِ اْلأَنَامِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا
بَعْدُ
الْحَمْدُ ِللهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ
سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ أَمَّا بَعْدَهُ
Yang saya Hormati Bapak Kepala Desa ……..
Yang saya Hormati ………………
Dll.
Tiada kata yang pantas untuk diucapkan kecuali memanjatkan puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rohmat, taufiq, dan
hidayahnya kepada kita sekalian. Sehingga kita masih dapat menikmati
anugrah terindahnya berupa kesehatan serta oksigen yang kita hirup tanpa
harus membayar sepeserpun.
Solawat serta salam mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada junjungan
Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita dari jalan yang
gelap gulita menuju jalan yang terang benderang
Bapak-bapak, Ibu-ibu, para hadirin yang saya hormati.
Tanggal 12 Rabiul Awal 1431 H, bertepatan pada tanggal … seluruh kaum
muslim merayakan maulid Nabi Muhammad SAW, tidak lain merupakan warisan
peradaban Islam yang dilakukan secara turun temurun.
Dalam catatan historis, Maulid dimulai sejak zaman kekhalifahan
Fatimiyah di bawah pimpinan keturunan dari Fatimah az-Zahrah, putri
Muhammad. Perayaan ini dilaksanakan atas usulan panglima perang,
Shalahuddin al-Ayyubi (1137M-1193 M), kepada khalifah agar mengadakan
peringatan hari kelahiran Muhammad. Tujuannya adalah untuk mengembalikan
semangat juang kaum muslimin dalam perjuangan membebaskan Masjid
al-Aqsha di Palestina dari cengkraman kaum Salibis. Yang kemudian,
menghasilkan efek besar berupa semangat jihad umat Islam menggelora pada
saat itu.
Secara subtansial, perayaan Maulid Nabi adalah sebagai bentuk upaya
untuk mengena akan keteladanan Muhammad sebagai pembawa ajaran agama
Islam. Tercatat dalam sepanjang sejarah kehidupan, bahwa nabi Muhammad
adalah pemimipn besar yang sangat luar biasa dalam memberikan teladan
agung bagi umatnya.
Dalam konteks ini, Maulid harus diartikulasikan sebagai salah satu upaya
transformasi diri atas kesalehan umat. Yakni, sebagai semangat baru
untuk membangun nilai-nilai profetik agar tercipta masyarakat madani
(Civil Society) yang merupakan bagian dari demokrasi seperti toleransi,
transparansi, anti kekerasan, kesetaraan gender, cinta lingkungan,
pluralisme, keadilan sosial, ruang bebas partisipasi, dan humanisme.
Dalam tatanan sejarah sosio antropologis Islam, Muhammad dapat dilihat
dan dipahami dalam dua dimensi sosial yang berbeda dan saling
melengkapi.
Pertama, dalam perspektif teologis-religius, Muhammad dilihat dan
dipahami sebagai sosok nabi sekaligus rasul terakhir dalam tatanan
konsep keislaman. Hal ini memposisikan Muhammad sebagai sosok manusia
sakral yang merupakan wakil Tuhan di dunia yang bertugas membawa,
menyampaikan, serta mengaplikasikan segala bentuk pesan “suci” Tuhan
kepada umat manusia secara universal.
Kedua, dalam perspektif sosial-politik, Muhammad dilihat dan dipahami
sebagai sosok politikus andal. Sosok individu Muhammad yang identik
dengan sosok pemimpin yang adil, egaliter, toleran, humanis, serta
non-diskriminatif dan hegemonik, yang kemudian mampu membawa tatanan
masyarakat sosial Arab kala itu menuju suatu tatanan masyarakat sosial
yang sejahtera dan tentram.
Tentu, sudah saatnya bagi kita untuk mulai memahami dan memperingati
Maulid
secara lebih mendalam dan fundamental, sehingga kita tidak hanya
memahami dan memperingatinya sebatas sebagai hari kelahiran sosok nabi
dan rasul terakhir yang sarat dengan serangkaian ritual-ritual
sakralistik-simbolik keislaman semata, namun menjadikannya sebagai
kelahiran sosok pemimpin.
Karena bukan menjadi rahasia lagi bila kita sedang membutuhkan sosok
pemimpin bangsa yang mampu merekonstruksikan suatu citra kepemimpinan
dan masyarakat sosial yang ideal, egaliter, toleran, humanis dan
nondiskriminatif, sebagaimana dilakukan Muhammad untuk seluruh umat
manusia.
Kontekstualisasi peringatan Maulid tidak lagi dipahami dari perspektif
keislaman saja, melainkan harus dipahami dari berbagai perspektif yang
menyangkut segala persoalan.
Misal, politik, budaya, ekonomi, maupun agama.
Bapak-bapak, Ibu-ibu, para hadirin yang saya cintai.
Nabi Muhammad dilahirkan ke dunia.
Datangnya membawa tugas.
Perginya meninggalkan bekas.
Datangnya membawa tugas yang diselesaikan dalam 23 tahun.
Datangnya ke dunia diperintah untuk memperbaiki budi pekerti (sholihah
Akhlak)
supaya ummat ini menjadi umat yang sopan santun (makarimal akhlak)
Sopan terhadap siapa?
Sopan terhadap Alloh yang telah menciptakan kita
Sopan terhadap Rosululloh
Sopan terhadap agama yang kita peluk masing-masing
Sopan terhadap diri sendiri
Sopan terhadap orangtua
Sopan terhadap masyarakat
Sopan terhadap ibu pertiwi
Sopan terhadap negara.
Sopan terhadap Alloh.
Contohnya bagaimana kita sebelum makan berdoa dulu
bismillahirrohmanirrohim.
Dengan nama Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah adalah bentuk
kesopanan
kita kepada Alloh.
Dalam pembukaan UUD 1945 menyebutkan atas berkat Rohmat Alloh Yang Maha
Kuasa merupakan bentuk kesopanan para pendahulu kita kepada Alloh.
Mereka
mengakui bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia ini bukan karena pemberian
sekutu,
bukan pemberian Jepang dan bukan semata-mata karena perjuangan bangsa
Indonesia
melawan Belanda. Tapi adalah karena Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa.
Ada orang yang berpidato menyebutkan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia
adalah
karena hasil perjuangan rakyat Indonesia adalah bentuk ketidak-sopanan
kepada Alloh.
Sopan terhadap Rosululloh, Rosul merupakan pintu gerbang agung agama.
Maka sudah sepantasnya kita sopan kepada Rosululloh. Agama, itu adalah
kebohongan. Itu adalah atas nama hawa nafsu mereka sendiri Semua agama
mengajarkan kesucian. Karena itu kita harus sopan dalam beragama.
Demonstrasi dengan meneriakkan Allohu Akbar sambil saling memukul,
menghancurkan, itu juga bentuk ketidak-sopanan kepada agama. Kalimat
Allohu Akbar adalah kalimat pertama yang dibaca pada waktu sholat,
bagaimana bisa digunakan untuk sesuatu seperti itu. Kalau tidak setuju
dengan sesuatu, maka lakukan dengan sopan pula. Penggusuran dengan
meneriakkan Allohu Akbar, ini kan pelecehan terhadap agama.
Ketidaksopanan kepada agama. Mereka tidak menyadari bahwa dengan berbuat
seperti itu mereka telah berbuat tidak sopan kepada agama. Sopan kepada
diri sendiri.
Bagaimana kita diperintah untuk menutup aurat adalah bentuk kesopanan
pada diri sendiri dan sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. Tujuh
lapis langit dan tujuh lapis bumi yang diciptakan Alloh ini ibarat sepet
(kulit sabut kelapa-red.), sedangkan berliannya adalah manusia, maka
sopanlah kepada diri sendiri. Sopan kepada orang tua.
Jangan sampai kita durhaka seperti kisah bagaimana seorang dari desa
yang berhasil menyekolahkan anaknya sampai menjadi sarjana dan orang
yang sukses. Tapi ketika orang tuanya datang tidak dihormati malah
diusir. Ketidak-relaan orang tua menyebabkan anak itu dan keluarganya
diazab Alloh dengan dihancurkan rumah dan keluarganya. Padahal
seharusnya si anak bangga dengan orang tuanya yang tinggal di desa
tersebut karena telah berhasil mendidik anaknya menjadi orang yang
sukses dibandingkan dengan orang kota yang belum tentu berhasil mendidik
anaknya menjadi orang yang sukses. Sopan kepada masyarakat.
Dalam kehidupan ini kita tidak bisa keluar dari masyarakat, maka kita
harus sopan kepada masyarakat.
Sopan kepada ibu pertiwi.
Hadis Cinta tanah air bagian dari iman adalah bentuk kesopanan kepada
ibu pertiwi.
Pendahulu kita memberikan lambang negara berbentuk Garuda Pancasila
melambangkan jiwa yang besar. Namun yang terjadi sekarang jiwa bangsa
Indonesia sedang sakit kronis dengan semakin berkurangnya rasa Cinta
Tanah Air
Di zaman sekarang ini globalisasi adalah sesuatu yang tidak bisa
dihindari. Namun tak ada satu negara pun yang mau dilibas oleh negara
lain. Satu-satunya cara adalah dengan menumbuhkan Cinta Tanah Air.
Jepang, Korea tidak sampai terlibas dalam era globalisasi karena mereka
mempunyai akar yang kuat dengan Cinta Tanah Air. Sedangkan pada siapa
kita diajar untuk santun?
Kita diajar santun kepada anak-anak yatim
Kita diajar santun kepada para fakir miskin
Kita diajar santun kepada orang-orang yang teraniaya
Kita diajar santun kepada orang-orang yang terkena bencana.
Semoga uraian ini bermanfaat. Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang
berkenan.
Assalamu alaikum wr. wb.
Sumber: http://www.contohku.com/2013/11/contoh-pidato-peringatan-maulid-nabi-muhammad.html
Harap diketahui bahwa Konten ini adalah milik dan dari www.contohku.com
Sumber: http://www.contohku.com/2013/11/contoh-pidato-peringatan-maulid-nabi-muhammad.html
Harap diketahui bahwa Konten ini adalah milik dan dari www.contohku.com
Pidato Maulid Nabi
Muhammad SAW
Assalamualaikum Wr. Wb
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى
أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ
أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْد
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ
أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُُ
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ
وَاْلإِسْلاَمِ. وَنُصَلِّيْ وَنُسَلِّمُ عَلَى خَيْرِ اْلأَنَامِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا
بَعْدُ
الْحَمْدُ ِللهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ
سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ أَمَّا بَعْدَهُ
Yang saya Hormati Bapak Kepala Desa ……..
Yang saya Hormati ………………
Dll.
Tiada kata yang pantas untuk diucapkan kecuali memanjatkan puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rohmat, taufiq, dan
hidayahnya kepada kita sekalian. Sehingga kita masih dapat menikmati
anugrah terindahnya berupa kesehatan serta oksigen yang kita hirup tanpa
harus membayar sepeserpun.
Solawat serta salam mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada junjungan
Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita dari jalan yang
gelap gulita menuju jalan yang terang benderang
Bapak-bapak, Ibu-ibu, para hadirin yang saya hormati.
Tanggal 12 Rabiul Awal 1431 H, bertepatan pada tanggal … seluruh kaum
muslim merayakan maulid Nabi Muhammad SAW, tidak lain merupakan warisan
peradaban Islam yang dilakukan secara turun temurun.
Dalam catatan historis, Maulid dimulai sejak zaman kekhalifahan
Fatimiyah di bawah pimpinan keturunan dari Fatimah az-Zahrah, putri
Muhammad. Perayaan ini dilaksanakan atas usulan panglima perang,
Shalahuddin al-Ayyubi (1137M-1193 M), kepada khalifah agar mengadakan
peringatan hari kelahiran Muhammad. Tujuannya adalah untuk mengembalikan
semangat juang kaum muslimin dalam perjuangan membebaskan Masjid
al-Aqsha di Palestina dari cengkraman kaum Salibis. Yang kemudian,
menghasilkan efek besar berupa semangat jihad umat Islam menggelora pada
saat itu.
Secara subtansial, perayaan Maulid Nabi adalah sebagai bentuk upaya
untuk mengena akan keteladanan Muhammad sebagai pembawa ajaran agama
Islam. Tercatat dalam sepanjang sejarah kehidupan, bahwa nabi Muhammad
adalah pemimipn besar yang sangat luar biasa dalam memberikan teladan
agung bagi umatnya.
Dalam konteks ini, Maulid harus diartikulasikan sebagai salah satu upaya
transformasi diri atas kesalehan umat. Yakni, sebagai semangat baru
untuk membangun nilai-nilai profetik agar tercipta masyarakat madani
(Civil Society) yang merupakan bagian dari demokrasi seperti toleransi,
transparansi, anti kekerasan, kesetaraan gender, cinta lingkungan,
pluralisme, keadilan sosial, ruang bebas partisipasi, dan humanisme.
Dalam tatanan sejarah sosio antropologis Islam, Muhammad dapat dilihat
dan dipahami dalam dua dimensi sosial yang berbeda dan saling
melengkapi.
Pertama, dalam perspektif teologis-religius, Muhammad dilihat dan
dipahami sebagai sosok nabi sekaligus rasul terakhir dalam tatanan
konsep keislaman. Hal ini memposisikan Muhammad sebagai sosok manusia
sakral yang merupakan wakil Tuhan di dunia yang bertugas membawa,
menyampaikan, serta mengaplikasikan segala bentuk pesan “suci” Tuhan
kepada umat manusia secara universal.
Kedua, dalam perspektif sosial-politik, Muhammad dilihat dan dipahami
sebagai sosok politikus andal. Sosok individu Muhammad yang identik
dengan sosok pemimpin yang adil, egaliter, toleran, humanis, serta
non-diskriminatif dan hegemonik, yang kemudian mampu membawa tatanan
masyarakat sosial Arab kala itu menuju suatu tatanan masyarakat sosial
yang sejahtera dan tentram.
Tentu, sudah saatnya bagi kita untuk mulai memahami dan memperingati
Maulid
secara lebih mendalam dan fundamental, sehingga kita tidak hanya
memahami dan memperingatinya sebatas sebagai hari kelahiran sosok nabi
dan rasul terakhir yang sarat dengan serangkaian ritual-ritual
sakralistik-simbolik keislaman semata, namun menjadikannya sebagai
kelahiran sosok pemimpin.
Karena bukan menjadi rahasia lagi bila kita sedang membutuhkan sosok
pemimpin bangsa yang mampu merekonstruksikan suatu citra kepemimpinan
dan masyarakat sosial yang ideal, egaliter, toleran, humanis dan
nondiskriminatif, sebagaimana dilakukan Muhammad untuk seluruh umat
manusia.
Kontekstualisasi peringatan Maulid tidak lagi dipahami dari perspektif
keislaman saja, melainkan harus dipahami dari berbagai perspektif yang
menyangkut segala persoalan.
Misal, politik, budaya, ekonomi, maupun agama.
Bapak-bapak, Ibu-ibu, para hadirin yang saya cintai.
Nabi Muhammad dilahirkan ke dunia.
Datangnya membawa tugas.
Perginya meninggalkan bekas.
Datangnya membawa tugas yang diselesaikan dalam 23 tahun.
Datangnya ke dunia diperintah untuk memperbaiki budi pekerti (sholihah
Akhlak)
supaya ummat ini menjadi umat yang sopan santun (makarimal akhlak)
Sopan terhadap siapa?
Sopan terhadap Alloh yang telah menciptakan kita
Sopan terhadap Rosululloh
Sopan terhadap agama yang kita peluk masing-masing
Sopan terhadap diri sendiri
Sopan terhadap orangtua
Sopan terhadap masyarakat
Sopan terhadap ibu pertiwi
Sopan terhadap negara.
Sopan terhadap Alloh.
Contohnya bagaimana kita sebelum makan berdoa dulu
bismillahirrohmanirrohim.
Dengan nama Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah adalah bentuk
kesopanan
kita kepada Alloh.
Dalam pembukaan UUD 1945 menyebutkan atas berkat Rohmat Alloh Yang Maha
Kuasa merupakan bentuk kesopanan para pendahulu kita kepada Alloh.
Mereka
mengakui bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia ini bukan karena pemberian
sekutu,
bukan pemberian Jepang dan bukan semata-mata karena perjuangan bangsa
Indonesia
melawan Belanda. Tapi adalah karena Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa.
Ada orang yang berpidato menyebutkan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia
adalah
karena hasil perjuangan rakyat Indonesia adalah bentuk ketidak-sopanan
kepada Alloh.
Sopan terhadap Rosululloh, Rosul merupakan pintu gerbang agung agama.
Maka sudah sepantasnya kita sopan kepada Rosululloh. Agama, itu adalah
kebohongan. Itu adalah atas nama hawa nafsu mereka sendiri Semua agama
mengajarkan kesucian. Karena itu kita harus sopan dalam beragama.
Demonstrasi dengan meneriakkan Allohu Akbar sambil saling memukul,
menghancurkan, itu juga bentuk ketidak-sopanan kepada agama. Kalimat
Allohu Akbar adalah kalimat pertama yang dibaca pada waktu sholat,
bagaimana bisa digunakan untuk sesuatu seperti itu. Kalau tidak setuju
dengan sesuatu, maka lakukan dengan sopan pula. Penggusuran dengan
meneriakkan Allohu Akbar, ini kan pelecehan terhadap agama.
Ketidaksopanan kepada agama. Mereka tidak menyadari bahwa dengan berbuat
seperti itu mereka telah berbuat tidak sopan kepada agama. Sopan kepada
diri sendiri.
Bagaimana kita diperintah untuk menutup aurat adalah bentuk kesopanan
pada diri sendiri dan sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. Tujuh
lapis langit dan tujuh lapis bumi yang diciptakan Alloh ini ibarat sepet
(kulit sabut kelapa-red.), sedangkan berliannya adalah manusia, maka
sopanlah kepada diri sendiri. Sopan kepada orang tua.
Jangan sampai kita durhaka seperti kisah bagaimana seorang dari desa
yang berhasil menyekolahkan anaknya sampai menjadi sarjana dan orang
yang sukses. Tapi ketika orang tuanya datang tidak dihormati malah
diusir. Ketidak-relaan orang tua menyebabkan anak itu dan keluarganya
diazab Alloh dengan dihancurkan rumah dan keluarganya. Padahal
seharusnya si anak bangga dengan orang tuanya yang tinggal di desa
tersebut karena telah berhasil mendidik anaknya menjadi orang yang
sukses dibandingkan dengan orang kota yang belum tentu berhasil mendidik
anaknya menjadi orang yang sukses. Sopan kepada masyarakat.
Dalam kehidupan ini kita tidak bisa keluar dari masyarakat, maka kita
harus sopan kepada masyarakat.
Sopan kepada ibu pertiwi.
Hadis Cinta tanah air bagian dari iman adalah bentuk kesopanan kepada
ibu pertiwi.
Pendahulu kita memberikan lambang negara berbentuk Garuda Pancasila
melambangkan jiwa yang besar. Namun yang terjadi sekarang jiwa bangsa
Indonesia sedang sakit kronis dengan semakin berkurangnya rasa Cinta
Tanah Air
Di zaman sekarang ini globalisasi adalah sesuatu yang tidak bisa
dihindari. Namun tak ada satu negara pun yang mau dilibas oleh negara
lain. Satu-satunya cara adalah dengan menumbuhkan Cinta Tanah Air.
Jepang, Korea tidak sampai terlibas dalam era globalisasi karena mereka
mempunyai akar yang kuat dengan Cinta Tanah Air. Sedangkan pada siapa
kita diajar untuk santun?
Kita diajar santun kepada anak-anak yatim
Kita diajar santun kepada para fakir miskin
Kita diajar santun kepada orang-orang yang teraniaya
Kita diajar santun kepada orang-orang yang terkena bencana.
Semoga uraian ini bermanfaat. Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang
berkenan.
Assalamu alaikum wr. wb.
Sumber: http://www.contohku.com/2013/11/contoh-pidato-peringatan-maulid-nabi-muhammad.html
Harap diketahui bahwa Konten ini adalah milik dan dari www.contohku.com
Sumber: http://www.contohku.com/2013/11/contoh-pidato-peringatan-maulid-nabi-muhammad.html
Harap diketahui bahwa Konten ini adalah milik dan dari www.contohku.com
0 komentar:
Posting Komentar