Senin, 22 Desember 2014

contoh makalah tauhid 2

Mengelola (to manage) adalah mengupayakan berjalannya suatu sistem yang terdapat di dalam sebuah lingkungan tertentu. Maka, sekiranya lingkungan yang dimaksud adalah qalbu, manajemen qalbu dapat dimaknai sebagai suatu upaya yang dilakukan agar berjalannya fungsi-fungsi qalbu secara fitrah untuk mengimani akan kebenaran Allah Azza wa Jalla. Qalbu atau hati adalah diri (nafs) manusia yang sesungguhnya saat ada bersama tubuh atau jasad. Allah SWT menciptakannya sebagai bagian dari diri manusia yang berada di dunia yang tak dapat dijangkau oleh penglihatan (lahir)!

Qalbu digunakan untuk menstabilkan keimanan manusia dalam beribadah kepada Allah SWT. Ketika akal belum mampu meyakini hal-hal yang sangat abstrak (goib), maka qalbu telah memulai sejak diciptakan oleh Allah dan ditiupkan ke dalam jiwa manusia sewaktu masih di rahim ibunya!

Qalbu, secara fitrah, adalah sebuah 'wadah' yang menyimpan nilai-nilai kebenaran! Di saat manusia tidak memberdayakan qalbu sebagaimana fitrahnya, maka akal akan menguasai jiwa sebagai pemimpin dalam diri! Akal, secara kodrat, sebetulnya hanya ditugaskan oleh Allah untuk berpikir (bertafakur) tentang kejadian-kejadian di dunia (lahir) sebagai tanda-tanda kebesaran-Nya! Anda berpikir bahwa mustahil ada langit tetapi tidak ada yang menciptakannya! Selama akal dapat berfungsi sebagaimana kodratnya, maka secara perlahan tapi pasti akan mengarahkan anda meyakini kebenaran Allah: "Adanya ciptaan (makhluk), pasti ada pencipta (kholik)-nya."

Logika berpikir manusia sangat berpengaruh terhadap keyakinan dirinya akan ada-Nya Allah! Orang-orang beriman diperintahkan agar berpikir dengan akalnya untuk tunduk dan patuh kepada Allah Azza wa Jalla. Sedangkan hati, secara fitrah sangat sulit, bahkan tidak dapat, mengingkari kebenaran! Jadi, antara akal dan hati sebenarnya diciptakan Allah berpasangan mendukung adanya kebenaran!

Kenyataannya tidak seperti itu. Banyak manusia yang hanya mengandalkan akalnya dan mengabaikan hatinya. Anda pasti sering bimbang penuh keragu-raguan untuk mengimani adanya kebenaran. Satu sisi, hati mengajak kepada kebenaran, tetapi tidak memiliki kemampuan untuk menundukkan akal! Sedangkan, sisi lain, akal selalu digunakan untuk memikirkan banyak hal yang tidak terkait dengan upaya-upaya merenungkan (tafakur) atas ciptaan-ciptaan Allah, sebagaimana ajakan hati nurani!

Dalam kondisi seperti itu, qalbu sudah seharusnya dikelola agar berfungsi sebagaimana fitrahnya! Mengelola hati berarti menundukkan akal untuk tidak angkuh sebagai paling mampu menjawab semua permasalahan hidup! Padahal, kenyataannya akal memang sangat terbatas kemampuannya! Sebagai muslim, anda sudah seharusnya mengelola qalbu dengan berdzikir kepada-Nya!

Upaya-upaya untuk mengelola qalbu sangat banyak! Manusia sesungguhnya makhluk yang diciptakan dapat merasakan hal-hal yang di luar jangkauan akal! Akal, misalnya, tidak mampu menghentikan tetesan air mata akibat hatinya tersentuh oleh sebuah peristiwa yang sangat mengharukan! Fungsi hati pada contoh tersebut merupakan bukti bahwa manusia sebetulnya dapat memberdayakan hatinya agar lebih peka terhadap nilai-nilai kebenaran!

Hati yang peka terhadap nilai-nilai kebenaran dapat diwujudkan apabila disandarkan kepada Pemilik Kebenaran, yaitu Allah! Sebagai contoh, anda terbawa hanyut oleh ceramah seorang ustadz yang mengungkap kelemahan diri dalam menghadapi ujian dari Allah! Berkat diungkapnya kekurangan diri secara ril ketika menghadapi kesulitan, maka setiap manusia sangat membutuhkan pertolongan Allah! Hati anda merasakannya, bahwa memang benar demikian! Mengapa hati mudah merespon segala sesuatu yang terkait dengan kelemahan diri? Allah SWT menciptakan hati untuk mengakui kelemahan ketika berhadapan dengan kemahabesaran-Nya!

Oleh karena itu, agar hati dapat meningkatkan keyakinan terhadap kebenaran Allah, maka hati harus diajak untuk mengingat Allah Yang Maha Agung (dzikrullah)! Hanya dengan itu, hati anda akan bertambah keyakinannya bahwa Allah Azza wa Jalla Maha Pengasih dan Maha Penyayang dapat menenangkan hati yang sedang gundah gulanah, semrawut, bimbang, ragu, kalut, cepat putus asa dan lain-lain penyakit hati.

0 komentar:

Posting Komentar